Jika Mutasi Pejabat itu Hobi ? (bagian 2)

516

Pasuruan (wartabromo) – Perpindahan jabatan atau mutasi pejabat yang dilakukan oleh Wakil Bupati, Edi Paripurna sangat dipengaruhi oleh kondisi politik serta perubahan peta kepemimpinan paska dinonaktifkannya Dade Angga sejak 27 agustus 2010. Saat itu, Edi begitu optimis akan tetap menjadi Wakil Bupati dengan rasa Bupati.

Namun, pada kenyataannya Dade angga akhirnya divonis bebas oleh Mahkamah Agung dan kembali aktif sebagai Bupati Pasuruan terhitung mulai 7 Oktober 2011.

Isu mutasi pun kembali santer terdengar paska kembalinya Dade angga ke kursinya sehingga seakan menjadi hantu paling menakutkan bagi sejumlah orang maupun pejabat yang sedang membangun karir dan baru berkenalan dengan lingkungan kerjanya atau juga mereka yang sedang ‘berbasah-basahan’ dengan jabatannya.

Dari hasil pengamatan wartabromo di lapangan, sejumlah pejabat harus rela berbaik-baikkan dengan Bupati agar dirinya tak masuk dalam kategori pejabat yang dimutasi ke bidang yang tak sesuai dengan harapan. Meski tak jarang pula ada sejumlah pejabat yang nekad bersebrangan.

Begitu menariknya isu mutasi, sampai-sampai sejumlah tokoh Lembaga Swadaya Masyarakat  yang tergabung dalam Koalisi Organisai Non Pemerintahan harus menemui Bupati secara khusus untuk ikut urun rembug memberi masukan terkait hal tersebut.

Jum’at 6 januari 2012, menjadi peristiwa bersejarah lagi bagi para pejabat eselon di lingkungan Pemkab Pasuruan. Pasalnya, Dade Angga akhirnya memutuskan untuk melakukan mutasi terhadap 156 pejabat eselon II, III dan IV. Baca : 156 Pejabat Dimutasi, Bupati Dade Angga Kini ‘Nyaman’

Mutasi jabatan yang dilakukan sebagai pegejahwantahan hak prerogatif Bupati, tidak hanya membawa rasa suka bagi mereka yang sedang menginginkan atau berharap memiliki kedudukan di tempat-tempat tertentu, melainkan juga menjadi duka dan rasa sedih tersendiri bagi mereka yang ditempatkan tidak sesuai dengan harapannya. (Dari berbagai sumber / yog)