Petani Tebu Resah, HPP Belum Jelas

243
Belum Jelas - Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia, Achmad Mawardi sedang melihat kondisi kebun tebu di Wonongan Pasuruan, Senin (23/4/2012). Belum ditetapkannya harga Patokan Pemerintah (HPP) membuat petani tebu resah menjelang panen giling 12 mei mendatang

Winongan (wartabromo) – Jelang panen giling yang jatuh pada 12 mei 2012 mendatang, para petani tebu yang tergabung dalam asosiasi petani tebu rakyat indonesia (APTRI) Pasuruan kian resah menyusul belum dikeluarkannya Harga Patokan Pemerintah (HPP) 2012.

Menurut Ketua Asosiasi Petani Tebu rakyat Indonesia Pasuruan, Achmad Mawardi, kondisi tersebut membuat petani kelimpungan karena tidak bisa menghitung untung rugi yang akan dialaminya pada saat tebang nanti.

“HPP belum dikeluarkan oleh pemerintah padahal giling sudah diambang pintu,” ungkap Mawardi saat ditemui di sela-sela kunjungan Peneliti P3GI dari Australia, Senin (23/4/2012).

Dirinya menambahkan, sebelum panen, seharusnya HPP sudah ditetapkan oleh pemerintah agar tidak terjadi keresahan ditingkatan petani. Selain itu, minimnya pelaksanaan import yang dilakukan oleh pemerintah pada tahun 2012 juga bisa berdampak buruk jika harga patokan tersebut tak kunjung dikeluarkan.

“Sekarang beredar kabar jika import gula masih 25 persen dari total keseluruhan,” tambahnya.

Hal ini didasarkan pada tahun 2012, pemerintah telah mengeluarkan ijin import gula sebanyak 240 ribu ton namun yang terealisasi masih sebanyak 60 ton gula saja.

Kondisi inilah yang sangat mengkhawatirkan jika import gula terus dilakukan menjelang panen giling pada 12 mei mendatang oleh para petani.

Padahal sesuai SK memperindag no 527 tahun 2004 import gula tidak boleh dilakukan satu bulan sebelum giling.

“Kita minta agar ijin import ditarik dan diperbarui saja,” ujar pria yang juga mantan anggota DPRD Kabupaten Pasuruan tersebut.

Sebelumnya sejumlah usulan terkait harga patokan pemerintah (HPP) sudah dilakukan diantaranya Dewan gula yang mengusulkan Rp. 8.750 ; Ikatan Gula Indonesia Rp. 9.200 dan juga Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Rp. 9.200. (yog/yog)