Pengakuan Seorang PSK: Saya Pamit Orang Tua Kerja di Pabrik Odol

950
Malu - LN bersama 7 PSK Tretes yang akan disidang Tipiring di PN Bangil, Rabu (4/7/2012). Foto: M Athuf.

Bangil (wartabromo) –  Berbagai alasan diungkapkan para pekerja seks komersial (PSK), mengapa memilih bekerja di ‘zona dosa’.

Sejumlah PSK menuturkan mereka terpaksa menjual diri karena tidak kuasa menanggung beban ekonomi usai ditinggal pergi suami, sebagian yang lain mengakui karena ingin mendapatkan uang untuk biaya anak sekolah. Bahkan, beberapa diantaranya sengaja menjadi PSK untuk mencari pasangan yang bisa diajak menikah.

Apakah mereka berkata jujur? Tidak ada yang bisa mengetahui isi hati mereka. Satu hal yang pasti, semua wanita mengimpikan hidup normal dan terhormat; mempunyai suami yang bisa mengayomi mereka, baik secara ekonomis maupun biologis. Tidak ada satupun wanita yang bercita-cita menjadi pelacur.

LN, PSK asal Ponorogo yang mengaku sudah 2 tahun melayani pria hidung belang di Tretes mengatakan, niatan awal datang ke Pasuruan untuk bekerja di sebuah perusahaan. Namun, kerasnya hidup menjerumuskannya ke bisnis syahwat. Hingga kini, saat ia pulang ke kampung halaman, orang tuanya menyambutnya dengan bangga: putri kesayangannya bekerja pada salah satu perusahaan di Pasuruan.

“Saya bilang ke keluarga kerja di pabrik odol (pasta gigi),” ujar LN saat akan menjalani sidang tindak pidana ringan (tipiring) di Pengadilan Negeri Bangil, Rabu (4/7/2012).

Apa hendak dikata, orang-orang di kampungnya hanya mengetahui LN adalah seorang gadis manis yang baik. Yang bekerja jauh dari kampung halaman demi menopang ekomomi kedua orang tuanya. (fyd/fyd)