Keluarga Korban Pasrah, Inilah Kronologi Tragedi Penginapan Bromo

755

simbol-lb3-beracunBangil (wartabromo) –  Setelah dilakukan otopsi di RSUD Bangil Pasuruan, sekitar pukul 15.40 Wib, ketiga jenazah korban asap arang perapian bromo di berangkatkan ke Bandara Juanda Surabaya untuk dipulangkan ke rumah duka di jalan Masjid Baabul Minan Rt 07 Rw 08 Kelurahan Joglo Kecamatan Kembangan Jakarta Barat.

Pihak keluarga korban mengaku pasrah dan tidak menuntut pihak manapun, termasuk pemilik penginapan atas kejadian yang menimpa H Madalih (45) istrinya Maseni (40) dan anak sulungnya Ramadhan Mardatillah (5).

“Kami pasrah, ini sudah takdir adik saya dan keluarganya, kami tidak akan menuntut siapun termasuk pemilik penginapan,” tutur Nurali (48) kakak korban di RSUD Bangil, Senin (12/8/2013).

Baca Juga :   Edaran Resmi Larangan Ojek Online di Kota Probolinggo Segera Terbit

Diceritakannya, korban bersama rombongan yang berjumlah 7 orang berangkat dari jakarta pada hari Sabtu (10/8/2013) lalu. Rencananya akan melihat Sunrise Bromo dari puncak Penanjakan Pasuruan. Selanjutnya, pada hari minggu (11/8/2013) sekitar pukul 13.00 WIB, rombongan sampai di Kecamatan Tosari dan langsung menyewa penginapan di Desa Ngadiwono, Tosari.

Saat malam menjelang, rombongan keluarga tersebut membakar arang di ruang tengah penginapan sebagai penghangat tubuh lantaran udara cukup dingin.

Namun, saat beranjak ke kamar untuk tidur, Madalih (43) salah satu korban, membawa tungku perapian ke dalam salah satu kamar yang ditempati oleh anak dan istrinya.

Keesokan harinya sekitar pukul. 03.00 wib, ketiga korban ditemukan sudah tak bernyawa lantaran diduga menghirup asap arang perapian dalam kamarnya. (ryn/yog)