Merugi, Pabrik Tahu Ini Terus Berproduksi Demi Karyawan

1431
Tetap Bekerja – Seorang pekerja sedang memasukkan tahu ke dalam tong-tong untuk dijual, Senin (9/9/2013). Foto: G Arif Subagyo

Pasuruan (wartabromo) – Di tengah gerakan mogok bersama pengrajin tahu-tempe di sejumlah daerah, sebuah pabrik tahu di Jalan Untung Suropati, Kecamatan Purworejo, Kota Pasuruan memilih tetap berproduksi. Nasib puluhan karyawan yang menggantungkan hidup dari pabrik menjadi pertimbangan utama.

“Kita tetap berproduksi, kasihan karyawan nganggur,” kata pemilik UD Terang , Hari Budianto di pabriknya, Senin (9/9/2013).

UD Terang sudah memproduksi tahu sejak puluhan tahun lalu. Pabrik ini mempekerjakan 30 karyawan baik laki-laki maupun perempun.

Biasanya, produksi menghabiskan 1 ton kedelai. Namun sejak harga kedelai melambung, hanya 800 kwintal. “Menurun. Waktu kerja karyawan juga kita pangkas menjadi 4 hari sebelumnya 7 hari penuh,” kata Hari.

Sejak kedelai naik, Hari mengaku mengecilkan ukuran tahu agar tak merugi. Namun karena harga terus naik, ia terpaksa menaikan harga dari RP 115 ribu per tong menjadi RP 160 ribu.

Baca Juga :   Menempel di Pohon, Spanduk Prabowo - Hatta Dicopoti

Meski menaikan harga, ia mengaku tak mendapatkan untung. Produksi tersebut hanya untuk menghabiskan stok kedelai yang ada. “Kalau harga kedelai naik lagi ya terpaksa tutup,” tandasnya.

Salah seorang karyawan asal Wonorejo, Sukarti, mengaku khawatir jika pabrik ditutup. Membuat tahu merupakan satu-satunya mata pencariannya. “Kalau tutup anak saya mau makan apa,” katanya.

Pantauan di pasar tradisional, sejumlah pedagang tahu dan tempe juga masih tampak berjualan.  mereka bahkan mengaku mendapat untung besar karena keterbatasan barang. (fyd/fyd)