Mengenal Tradisi Unan-Unan Suku Tengger

1388
Foto : hindutengger.blogspot.com
Foto : hindutengger.blogspot.com

Pasuruan (wartabromo) – Salah satu tradisi lima tahunan yang dilakukan oleh warga suku tengger sekali sewindu menurut penanggalan Tengger adalah Tradisi unan-unan atau Mayu Bumi ( Amrastita Bumi ).

Pada tahun 2013, tradisi tersebut digelar pada tanggal 20 september 2013 di wilayah Tengger. Baik Brangkulon, Branglor, Brangwetan dan Brangkidul.

Istilah unan-unan berasal dari bahasa jawa Tengger kuno Kerajaan Majapahit yakni tuno-rugi (UNA) yang berarti kurang atau mengurangi perhitungan Bulan atau Sasi dalam satu tahun pada waktu jatuh tahun panjang  atau tahun landhung.

Tradisi Upacara unan-unan sebagaimana dikutip wartabromo dari blog hindutengger bertujuan untuk membersihkan diri dari gangguan makhluk halus dan menyucikan arwah-arwah yang belum sempurna agar dapat dapat kembali ke alam yang sempurna atau alam kelanggengan (nirwana).

Baca Juga :   Khawatir, Sejumlah Warga Minta MoU dan PKS Proyek Umbulan Dibatalkan

Dalam upacara Unan-unan dilakukan penyucian bersih desa, yakni membebaskan desa dari gangguan makhluk halus atau bhutakala sebagai tolak-balak serta permohonan penyucian agar terhindar dari segala penyakit dan penderitaan serta terbebas dari segala malapetaka.

Sehari sebelum ritual Unan-unan dimulai, warga suku tengger menyembelih seekor kerbau yang akan dijadikan sebagai sesaji. Kepala kerbau tersebut diambil untuk diberikan kepada para danyang, ibu pertiwi, dewa dan ruh penjaga gunung merapi, dewa penjaga sumber air, dan buto yang ada di dalam serta di luar dusun. Kerbau merupakan sebagai simbol kekuatan, teman, dan sahabat yang banyak membantu warga suku tengger dalam beraktifitas di ladang.

Kepala kerbau tersebut ditempatkan diancak besar bercampur dengan ugo rampe seperti, tumpeng, wajek, tetel, nogosari atau pepes. Jajanan tersebut dibungkus dengan daun tlotok.

Baca Juga :   Kawasan Tahura Kembali Terbakar, 30 Hektar Hutan Ludes

Di Pasuruan, warga Suku Tengger Brangkulon rencananya, Jum’at (20/9/2013) hari ini akan mengarak sesaji tersebut dari lapangan Desa Tosari menuju Balai Desa Tosari. Sementara di Probolinggo, warga Suku Tengger Branglor mengarak kepala kerbau tersebut dari Balai Desa Ngadisari menuju Pura Sanggar Pamujahan. Di Malang, warga suku tengger juga menggelar upacara unan-unan di Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang. (yog/yog)