Pembebasan Lahan Tol Gempol-Pandaan Belum Rampung, Pengerjaan Molor

568
Bangunan penggilingan padi milik warga Gempol yang belum dibebaskan/G Arif Subagyo

Gempol (wartabromo) – Penyelesaian tol Gempol – Pandaan mundur dari target yang sudah ditetapkan sebelumnya bulan Agustus 2013 lalu. Pembebasan lahan yang belum rampung menjadi penyebabnya.

Tol Gempol – Pandaan sepanjang 14 KM yang dibangun di atas lahan seluas 102,14 hektar. Pengerjaannya dilakukan PT Margabumi Adhikaraya pada paket I mulai dari Gempol-Randupitu dan PT Wijaya Karya pada paket II Randupitu-Karangjati. Proyek ini menelan biaya Rp 1,2 triliun, sementara biaya ganti rugi lahan mencapai Rp 156 miliar.

Saat ini dari total 102,14 hektar lahan, masih terdapat 1,07 persen atau 2 hektar yang belum dibebaskan. Sebanyak 1.658 bidang lahan masih terdapat 26 bidang lahan milik 18 warga yang belum dikonsinyasi. 26 bidang lahan tersebut tersebar di 6 titik di Desa Gununggangsir, Randupitu, Wonokoyo, Nogosari dan Karangjati.

Baca Juga :   Paska Kelulusan, Pemohon Kartu Kuning di Pasuruan Membludak

“Pemerintah Kabupaten akan terus melakukan sosialisasi agar mereka segera menyadari bahwa proyek ini untuk kepentingan negara,” kata Bupati Pasuruan, Irsyad Yusuf saat meninjau lokasi lahan tol Gempol – Pandaan di Desa Randupitu Kecamatan Gempol, Selasa (1/10/2013).

Pihaknya akan segera berkoordinasi dengan kepala desa dan camat serta Forpimda guna mencari jalan keluar yang terbaik agar tidak sampai terjadi eksekusi oleh pihak pengadilan.

“Saya harap mereka secara bertahap akan menyadari. Kalau tidak, karena ini negara hukum ya kita serahkan ke proses hukum dalam hal ini pengadilan,” jelasnya.

Perwakilan  PT Margabumi Adhikaraya, Setiyono mengatakan saat ini saat ini pembangunan fisik tol mencapai 65 persen. Ia mengaku pembebasan lahan menjadi penyebab molornya proyek.

Baca Juga :   Baru Partai Hanura Yang Mendaftarkan Bacaleg di KPU Kota Pasuruan

“Jika pembebasan lahan lancar, bulan Desember sudah selesai pembangunan fisik. Kemudian dua bulan lagi bisa beroperasi,” jelas Setiyono. (fyd/fyd)