Ditembak Mati Polisi Tanpa Alasan, Warga dan Istrinya Wadul Dewan

975
polisi-tembak-warga
Istri dan teman-teman Saeri saat berada di DPRD Kabupaten Pasuruan / yog

Bangil (wartabromo) – Sejumlah warga dan keluarga terduga kasus perampokan, Khusaeri alias Saeri (35) warga Desa Cobanjoyo Kecamatan Kejayan, Pasuruan mendatangi Kantor DPRD Kabupaten Pasuruan, Kamis (23/1/2014). Mereka mengadu kepada wakil rakyat lantaran tak terima dengan tewasnya Saeri yang ditembak oleh anggota unit Buser Polres Pasuruan tanpa alasan yang jelas.

Istri Saeri, Ismawati (31) yang datang berboncengan motor dengan saudaranya mengaku sangat terkejut dengan kondisi suaminya yang tiba-tiba diantarkan oleh mobil ambulan polisi sudah dalam kondisi tak bernyawa dengan luka tembak di bagian dada kirinya, pada rabu (21/1/2014) petang.

Padahal menurutnya, suaminya tidak pernah berbuat jahat seperti yang telah dituduhkan dan didakwakan kepadanya selama ini. Baca : Ditembak Buser Pasuruan, Satu Orang Perampok Tewas, 2 Luka

Baca Juga :   Polisi Minta Warga Tak Mudah Sebut Orang Gabung Gafatar

“Suami saya itu perangkat desa mas, Kaur pemerintahan. Selain itu ia juga bekerja sebagai Satpam di pabrik ternak PT Wonokoyo. Jadi gak mungkin dia jahat,”ujar Ismawati.

Perempuan beranak satu hasil hubungannya dengan Saeri tersebut menceritakan detik-detik ditangkapnya suaminya oleh pihak aparat kepolisian pada Selasa (20/1/2014) malam sekitar pukul 22.30 wib. Saat itu puluhan anggota polisi mengepung halaman rumahnya dan melepaskan tembakan peringatan.

Saeri sendiri, lanjutnya, saat itu sedang asyik nongkrong dan ngobrol bersama sejumlah temannya. Ia sama sekali tak menyangka jika para petugas tersebut hendak menangkapnya.

“Suami saya saat itu sedang memakai celana pendek bersarung dan mengenakan kaos tapi tidak membawa celurit atau bondet seperti yang diberitakan,”terang Ismawati.

Baca Juga :   Jukir Alun - Alun Pasuruan Dibunuh Karena Ngece Mau Ambil Istri Pelaku

Pernyataan Ismawati tersebut dibenarkan pula oleh teman Saeri, Badrus Samsi (19). Pemuda yang menjadi teman nongkrong Saeri tersebut tak pernah menyangka jika temannya kemudian tewas ditembak oleh anggota polisi yang menangkapnya. Pasalnya, ia menyaksikan dengan mata kepala sendiri jika Saeri tak membawa senjata tajam atau bondet. Bahkan dengan mudah dibawa oleh petugas ke mobil polisi.

“Tahu-tahu kok sudah pulang tak bernyawa,”ujar Badrus saat ditemui di gedung DPRD.

Pengaduan warga dan keluarga Saeri tersebut diterima oleh sejumlah pimpinan DPRD Kabupaten Pasuruan diantaranya Ketua DPRD Sobich Asrori, Wakil Ketua DPRD, Sutar, anggota DPRD Muzakki dan Hermadi. (yog/yog)