Petani Garam di Pasuruan Berpesta

732

Pasuruan (wartabromo) – Para petani garam di Kabupaten Pasuruan tengah berpesta. Musim kemarau yang panjang menjadi berkah tersendiri bagi para petani garam. Pasalnya, mereka dapat melakukan panen raya hingga menembus 10.000 ton.

Berdasarkan informasi yang didapatkan wartabromo, hampir semua kelompok petani garam di 3 titik, yakni Desa Raci Kecamatan Bangil, Desa Gerongan Kecamatan Kraton, serta Desa Tambaklekok, Kecamatan Lekok, satu persatu telah memanen garam dengan kualitas KW I dan KW 2.

Nurul Yakin (29), salah seorang petani garam asal Desa Raci, Kecamatan Bangil mengaku telah memanen garam sebanyak 60 ton/hektar dalam satu bulan terakhir. Garam yang dipanen tersebut sebagian menggunakan sistem lama, sebagian telah menggunakan sistem geo membran.

Baca Juga :   Peduli Kualitas Pendidikan, Hanura Jatim Gelar Try Out Akbar di Probolinggo

“Alhamdulillah, cuacanya sangat mendukung, sehingga kami bisa memanen garam lebih banyak daripada tahun lalu yang hanya sampai setengahnya saja,” ujarnya.

Sementara itu, Slamet Nurhandoyo, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pasuruan mengatakan, panen raya yang telah menembus angka 10.000 ton tersebut merupakan akumulasi dari panen yang dilakukan sejak bulan September lalu.

“Mudah-mudahan panen ini bisa terus berlangsung, sampai benar-benar memenuhi target produksi garam yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan Pusat,” kata Slamet di sela-sela kesibukannya.

Target yang dimaksud adalah sebesar 18.00 ton. pihaknya optimis target tersebut akan dicapai pada akhir bulan nopember, atau sebelum musim penghujan tiba.

Caranya adalah dengan meningkatkan produktifitas garam melalui system geo membrane dan teknologi ulir filter.

Baca Juga :   Dinas PUPR Kota Pasuruan Disegel KPK

“Penggunaan teknologi geo membran bisa mempercepat proses produksi, dan hasilnya juga lebih bagus. Selain itu juga bisa mempercepat masa panen, yakni setiap lima hari sekali. Harganya juga bisa naik dari Rp 400 menjadi Rp 525/kilogram. ” tandasnya.

Pada tahun 2014 ini, Kementerian Kelautan dan Perikanan Pusat juga telah memberikan BLM (Bantuan Langsung Masyarakat) sebesar Rp 252,5 juta, di mana bantuan tersebut langsung disalurkan melalui rekening kelompok petani. Selanjutnya, uang tersebut dapat dimanfaatkan untuk pembelian plastic HDPE (High Density Poly Ethelene) atau masyarakat menyebutnya dengan istilah “kantong kresek”, “kantong asoy”, “tas plastik HD”, atau “shopping bag”. “

Bantuan tersebut diperuntukkan untuk 6 kelompok di Desa Raci dan Gerongan, masing-masing kelompok menerima sekitar Rp 40 juta-an, dan dibagikan dalam dua tahapan, yakni tahap pertama untuk 3 kelompok dan tahap kedua juga 3 kelompok,” jelasnya. (eml/yog)