Kemarau Panjang, Produksi Susu Sapi Probolinggo Menurun

2325
Peternak sapi perah di Kecamatan Krucil Kabupaten Probolinggo, kesulitan mendapat rumput segar akibat kemarau. Akibatnya, produksi susu mengalami penurunan drastis./ Sundari Adi Wardhana/wartabromo.com

Krucil (wartabromo) – Peternak sapi perah di Kecamatan Krucil, Kabupaten Probolinggo, mengeluhkan hasil produksi susu pada musim kemarau. Mereka semakin cemas seiring persedian rumput gajah yang merupakan pakan ternak andalan para peternak kini sulit diperoleh. Sebagian besar tanaman rumput gajah milik peternak mati karena tidak terairi air di musim kemarau.

Bihar (34), salah satu peternak sapi di Desa Bremi Kecamatan Krucil Kabupaten Probolinggo, mengatakan dalam musim kemarau peternak kesulitan memperoleh rumput. Sehingga hasil susu yang diperoleh tidak maksimal seperti musim penghujan.

“Para peternak mengalami kesulitan untuk memperoleh rumput gajah. Persediaan rumput gajah milik peternak diperkirakan tinggal kurang sebulan. Sebagian besar lahan milik peternak mengalami kekeringan dan mati sehingga rumput gajah mati karena tidak terairi air,” katanya kepada wartabromo.com, Minggu (13/9/2015).

Baca Juga :   Anak Pak RW Gantung Diri Karena Putus Asa

Terbatasnya rumput segar bagi pakan ternaknya, sangat menggangu produksi susu hasil ternaknya. Produksi susu hasil ternaknya berkurang cukup signifikan. Bihar mengaku, dalam satu ekor sapi peliharaannya sekali perah mampu menghasilkan 6-7 liter. Dengan dua kali perah, dalam seharinya bisa menghasilkan 12-14 liter. Kini, karena sulitnya mendapatkan rumput segar, susu yang dihasilkannya dalam sehari hanya 6-8 liter saja.

Berbagai upaya untuk mengganti pakan alternatif telah dilakukan para peternak. Selain memberikan tanaman jagung yang baru dipanen, para peternak telah memberikan pakan konsentrat  dan silase (rumput kering). Namun pakan alternatif masih belum mampu mendongkrak hasil produksi untuk tetap bertahan.

“Hasil ternak kami terus merosot hampir setengahnya. Kami telah berusaha mempertahankan hasil produksi susu, tetapi upaya kami masih belum membuahkan hasil optimal,” tutur ayah tiga anak ini.

Baca Juga :   Bentuk Pokja Masyarakat Sipil, Kemendesa Rangkul LSM dan NGO

Senada disampaikan peternak susu sapi lainnya, Abdullah (40). Ia mengatakan susu yang dihasilkan setiap hari secara rutin oleh sapinya sudah pasti terjual. Di daerah Krucil penampungan susu dari petani sudah dilakukan pembelian oleh koperasi. “Dalam per liter susu, koperasi mengambilnya dengan harga Rp 5.000. Nilainya turun karena hasil pemerahan tidak begitu banyak,” terang ayah satu anak ini.

Dikatakan, kondisi sulitnya mendapatkan rumput segar juga berdampak pada pendapatan para peternak. Biasanya dalam sehari bisa mendapatkan keuntungan Rp 60.000 – Rp 70.000. Untuk saat ini hanya mendapatkan keuntungan Rp 30.000 – Rp 40.000.

Jika kondisi tersebut terus terjadi, tentu akan sangat menggangu pendapat peternak. “Tidak menutup kemungkinan hasil produksi susu dari peternak akan menukik tajam seiring musim penghujan tidak kunjung datang. Musim kemarau ini menyulitkan peternak memperoleh rumput segar,” pungkasnya. (saw/fyd)