Tak Ada Rumput, Kulit Kacang pun Jadi Makanan Sapi

3564

ampas tahu dan kulit kacangKrucil (wartabromo) – Kekeringan yang terjadi di Kabupaten Probolinggo di musim kemarau ini, juga berimbas pada menurunnya produktivitas susu sapi. Penurunan terjadi lantaran kurangnya pakan hijau-hijauan. Peternak pun terpaksa mengeluarkan biaya ekstra untuk membeli rumput segar. Petani menggunakan ampas tahu hingga kulit kacang.

Abdullah (40) , peternak sapi perah asal Desa Krucil, Kecamatan Krucil, menuturkan, saat ini sangat sulit mendapatkan pakan hijau-hijauan. Imbasnya, produksi susu ternaknya yang biasa mencapai 12-14 liter/ekor/hari, turun menjadi 6-8 liter saja.

Berbagai upaya para peternak untuk memperoleh rumput telah dilakukan. Mereka mencari rumput ke daerah yang diperkirakan masih tersedia rumput atau tanaman hijau lainnya.

“Kami mencari rumput hingga jauh untuk mendapatkannya. Karena sebagian lahan rumput di daerah kami kering dan mati di musim kemarau ini. Namun, terkadang kami pulang dengan tangan hampa,” ujarnya.

Baca Juga :   Dua Jamaah Umroh asal Pasuruan yang Bercanda Soal Bom Akhirnya Dibebaskan

Lantaran pakan hijauan seperti rumput-rumputan susah dicari, peternak pun terpaksa membeli pakan hijauan. Biasanya mereka mendatangkan jerami padi dari kecamatan lain, seperti Maron, Gending, Pajarakan, Kraksaan. Jerami hijau itu mereka beli dengan harga Rp 1.000.000 rupiah per truknya. Otomatis, peternak terpaksa mengeluarkan biaya ekstra untuk pakan.

“Tidak ada cara lain, kalau ingin susunya keluar. Ya harus ditambah hijauan, soalnya kalau cuma pakan pabrik dan silase saja, juga kurang optimal,” imbuh dia.

Kondisi ini tentu membuat peternak merugi, apalagi bagi Abdullah yang memiliki tujuh ekor sapi perah. Satu truk jerami, dihabiskan selama satu minggu saja. Itu diberikan pada ketujuh sapinya dengan porsi pakan yang sama, agar tetap berproduksi.

Baca Juga :   Asyiknya Bermain Ombak Pantai Payangan

Untuk menekan biaya pemeliharaan dan pakan ternaknya, para peternak terpaksa memanfaatkan pakan olahan ampas tahu. Bahkan sebagian peternak lainnya, memanfaatkan kulit kacang dan dedak untuk pakan ternaknya. Seperti yang dilakukan Irawan, peternak asal Desa Bermi Kecamatan Krucil.

“Para peternak terpaksa memanfaatkan pakan alternatif. Termasuk memanfaatkan ampas tahu bagi ternak sapi. Tujuannya agar tetap sapi tetap menghasilkan susu, meski jumlahnya menurun. Ini lebih baik dibandingkan sapi itu tidak berproduksi,” katanya. (saw/fyd)