Ribuan Anak TK di Bangil Ikut “Berhaji”

864

image

Bangil (wartabromo) – Jika ribuan jamaah haji saat ini sibuk melaksanakan ibadah haji di tanah suci maka ribuan anak TK dan RA Muslimat NU Cabang Bangil sibuk mengikuti latihan manasik haji yang dilaksanakan di Stadion R Soedrasono, Pogar Bangil, Sabtu (26/9/2015) pagi.

Berdasarkan pantauan wartabromo di lokasi, kurang lebih 2500 anak-anak  dari 6 Pimpinan anak cabang Muslimat NU, mulai dari Bangil, Rembang, Beji, Pandaan, Prigen dan Gempol, berkumpul memenuhi stadion Pogar Bangil untuk menjalankan seluruh rukun haji, mulai dari syai, tawaf, melempar jumroh, wuquf hingga tahallul atau memotong rambut.

Asfi Hanik, Ketua Muslimat NU Cabang Bangil mengatakan, tujuan dilaksanakannya latihan manasik haji bagi anak-anak, untuk menanamkan jiwa keislaman sejak dini, serta memberikan pengetahuan seputar haji, baik syarat maupun rukun haji.

Baca Juga :   Dana Insentif Rp 40,5 M untuk Kemaslahatan Warga Miskin

“Selain itu, dengan latihan manasik haji ini, tali sitarurrahmi antar cabang bisa semakin erat, begitu juga dengan anak-anak bisa berkenalan satu sama lain, sehingga punya banyak teman baru,” kata Hanik.

Disamping itu kegiatan yang diselenggarakan secara berkala ini diharapkan agar para peserta lebih mengenal tata cara menjalankan ibadah haji sebagai rukun islam ke-5.

Antusiasme dan keceriaan diperlihatkan peserta yang masih anak-anak ini dengan saling bercanda berlarian mengenakan baju ihram layaknya pakaian haji .

Manasik Haji ini dipandu oleh 500 guru, disamping memberikan pengetahuan tentang pelaksanaan haji, para pendamping juga memandu para peserta untuk bisa membaca doa bagi para calon haji ketika thawaf, sai, dan lempar jumroh.

Baca Juga :   Empat Korban Tertabrak Kereta di Nguling, Pulang dari Musker Pengawas Madrasah di Lumajang

Contohnya saja Thawaf. Anak-anak akan diberikan pengertian bahwa tawaf sama halnya dengan mengelilingi Kabah serta sebagai wujud penyembahan dan penghormatan kepada Allah SWT. Begitu juga dengan Sai ibarat melakukan kegiatan lari-lari kecil yang dilakukan istri Nabi Ibrahim dalam mencari air antara Bukit Shafa dan Marwah. Sedangkan lempar jum’rah ibaratnya melempar batu kerikil kecil sebagai perwujudan setan penganggu manusia yang harus dihindari dan dilawan,” jelasnya Asfi Hanik. (eml/egy)