Sesajen Suku Tengger di Proses Hari Jadi Kabupaten Pasuruan

1494
sajen hari jadi1
Suku Tengger membawa sesajen saat Prosesi Hari JAdi Kabupaten Pasuruan di Taman Candra Wilwatikta Pandaan, Sabtu (17/10/2015) malam. foto : WARTA BROMO/Harjo Suwon

Pandaan (wartabromo) – Prosesi Hari Jadi Kabupaten Pasuruan ke 1.086 yang digelar di Taman Chandra Wilwatikta, menjadi prosesi budaya sesuangguhnya. Prosesi tidak hanya diikuti oleh orang-orang tertentu dan dengan adat atau budaya tertentu.

Hampir semua elemen masyarakat dari berbagai etnis dan suku di Kabupaten Pasuruan, pyur dalam satu tekad membangun kebersamaan.

Makanya tidak heran, dalam prosesi budaya tersebut bukan hanya menyajikan kesenian saja. Tampilan budaya dan adat istiadat kebiasaan juga meninjol. Seperti yang dilakukan oleh Suku Tengger dari Kawasan Pegunungan Bromo.

Nampak menonjol, di antara barisan Suku Tengger nampak seorang gadis membawa sesajen berupa pisang setandan yang diasapi dupa yang menyala.

Baca Juga :   Gadaikan Mobil Orang Lain, Pemuda Ini Dibekuk Polisi

“Warga Suku Tengger bukan hanya ikut dalam artian fisik manusianya saja. Kesenian dan budayanya juga nampak. Itu, banyak warga Tengger yang naik ke panggung,” kata Trisno Sudigdo, tokoh masyarakat Tengger Tosari.
Proses Hari Jadi Kabupaten Pasuruan ke 1.086 yang digelar malam hari itu, tetap menampilkan keaneka ragaman budaya yang ada di Kabupaten Pasuruan.

sajen hari jadi2Kebudayaan yang ditampilkan tersebut terutama, yang terkait dengan jaman empat masa yang dilalui Kabupaten Pasuruan, yakni saat Jaman Kalingga (Holing) dengan Ratu Sima-nya. Jaman Mataram Kuno, Jaman Kerajaan Mpu Sendok hingga Majapahit dan Jaman Mataram Islam mulai dari Kerajaan Demak Bintoro, Kerajaan Giri hingga Mataram saat Panembahan Senopati, Sultan Agung hingga Amangkurat II yang memberikan mandatnya kepada Untung Suropati untuk menjadi Adipati Pasuruan. (hrj/hrj).