Kisah Warga Desa Candibinangun yang Mandi Pakai Air Berlumpur

1560
Selama dua bulan mengalami krisis air bersih, warga Desa Candibinangun, Kecamatan Sukorejo, tidak pernah mendapat suplai air. Warga langsung menyerbu mobil tangki Brimob Polda Jatim yang datang mengirim air, Kamis (22/10/2015)./WARTABROMO/Gesang A Subagyo

Sukorejo (wartabromo) – Desa Candibinangun, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Pasuruan, merupakan salah satu desa yang mengalami krisis air bersih. Warga desa berpenduduk 4.700 jiwa ini mengaku kesulitan air sejak dua bulan lalu.

Sumur-sumur warga mengering, hanya beberapa saja yang masih bisa dimanfaatkan, meski airnya kotor. Air berlumpur dari sumur yang tersisa tersebut terpaksa digunakan warga untuk mandi dan berwudlu.

“Airnya bercampur tanah kalau diambil. Mau mandi yang disaring dulu,” kata Dasum (50), salah seorang warga berbincang dengan wartabromo.com, Jumat (23/10/2015).

Air kotor tersebut tidak setiap hari bisa mereka dapatkan karena harus berbagi dengan tetangga yang lain. Mereka hanya bisa mengambil air saat pagi hari karena siangnya sudah habis.

Baca Juga :   Jadi Saksi Proyek e-KTP, Malik Haramain Dipanggil KPK

“Jarang mandi. Wudlu juga pakai air itu. Kadang bercampur tanah di wajah,” imbuhnya.

Untuk minum dan memasak, selama dua bulan terakhir warga mengambil air di tetangga desa yang jaraknya sekitar dua kilo meter.

“Setiap hari ambil air ke desa tetangga,” tutur, Sunariyah (65), warga lainnya.

Meski demikian tidak semua warga menggunakan air kotor tersebut untuk mandi dan berwudlu. Sebagian warga memilih mengambil air di tempat lain yang jaraknya lebih jauh.

“Suami saya yang ambil air. Tapi tidak setiap hari. Jadi mandi ya dua kali sehari, kadang tiga hari sekali,” kata Mukaromah (30).

Sejak mengalami krisis air bersih, warga desa ini tidak mendapat suplai air dari pemerintah karena tidak masuk dalam peta rawan kekeringan yang ditetapkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasuruan, jauh hari sebelum musim kemarau datang. Selain Desa Candibinangun, tiga desa lain di Sukorejo dan desa lainnya di Pasrepan, Lumbang dan Kejayan mengalami nasib serupa.

Baca Juga :   Pemkab Pasuruan Bentuk Unit Pengendali Gratifikasi

BPBD selama ini hanya menyupali air bersih ke 23 desa yang masuk peta rawan kekeringan dan krisis air bersih sesuai anggaran kebencanaan. Sementara desa-desa lain yang mengalami krisis air bersih akibat kekeringan yang meluas tidak tercover dalam dana tersebut sehingga BPBD mengarahkan warganya mengambil air ke desa tetangga yang memiliki fasilitas air bersih seperti tendon air.

Pihak non pemerintah, seperti perusahaan, komunitas, TNI dan Polri yang ingin membantu air bersih juga diarahkan ke desa-desa yang tidak masuk peta tersebut. Desa Candibinganun, Kamis (22/10) mendapat suplai dua tangki air bersih dari Brimob Polda Jatim. (fyd/fyd)