Kalayu, Candi Pemujaan untuk Pendiri Majapahit

2378
Candi Jabung. WARTABROMO/Sundari A. W

Paiton (wartabromo) – Candi Kalayu atau Jabung merupakan salah satu situs peninggalan dari Kerajaan Majapahit yang yang terletak di Desa Jabung Candi, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo.Berada di sekitar candi

Candi pemujaan untuk Raden Wijaya, pendiri sekaligus raja pertama Majapahit ini Candi Jabung terdiri dari dua bangunan utama yang terdiri atas satu bangunan besar dan satu bangunan kecil. Yang menarik adalah material bangunan candi yang berupa batu bata merah berkualitas tinggi dengan ukiran relief.

Candi ini memiliki panjang 13,13 meter, lebar 9,60 meter dan tinggi 16,20 meter. Struktur bangunan candi yang hanya dari bata merah ini mampu bertahan ratusan tahun. Candi yang dipugar secara fisik pada tahun 1980-1987 ini, berdiri di atas sebidang tanah seluas 20.042 meter persegi.

Baca Juga :   Kantor Pusat PT SBL Gelapkan Dana Umroh, Cabang Pasuruan: Tak Benar Ada Penipuan

Masih di komplek Candi Jabung, di sebelah barat daya, terdapat bangunan menara. Menara ini terbuat dari bahan batu bata yang berukuran tiap-tiap sisi 2,55 meter dan tinggi 6 meter. Menara tersebut fungsinya sebagai pelengkap bangunan induk Candi Jabung.

I Dewa Aji Dharma, Pandita asal Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, Bali, yang tengah berkunjung, mengatakan arsitektur Candi Jabung, yang mempunyai komponen berupa batur, kaki, tubuh dan atap, sangat menarik. Pada bagian tubuh bentuknya bulat (silinder segi delapan) berdiri diatas bagian kaki candi yang bertingkat tiga berbentuk persegi.

Sedangkan pada bagian atapnya pagoda (stupa), tetapi pada bagian puncak sudah runtuh. Sementara atapnya berhias motif sulur-suluran dan medalion. Di sisi barat masih terlihat bagian yang menjorok ke depan yang merupakan bekas susunan tangga naik memasuki candi.

Baca Juga :   Koran Online 9 Juni : Tol Rembang - Pasuruan Siap untuk Mudik, hingga Kebakaran Pabrik Benang

Namun, ia sangat menyayangkan ulah tangan jahil. Sebab, situs tersebut saat ini kurang terawat dengan baik. Misalnya, adanya coretan type-ex pada bangunan candi. Kemudian ada beberapa relief yang hancur akibat tangan jahil.

“Cagar budaya yang penuh historis seperti ini harusnya dilindungi dan diurus dengan baik,” tuturnya, beberapa waktu lalu.

Candi Jabung sendiri tertulis dalam dua kitab, yakni Nagarakrtagama dan Pararaton. Dalam Nagarakrtagama, Candi Jabung disebut Candi Kalayu, sedangkan dalam Kitab Pararaton disebut Candi Sajabung.

Dalam kitab Nagarakrtagama, nama Candi Kalayu disebut khususnya pada bagian yang memaparkan perjalanan Raja Hayam Wuruk (Rajasanagara) ke daerah Jawa Timur dan Jawa Tengah pada tahun ketiga masa pemerintahannya (1276 C/1354 M). Namun, angka (pepeng) tahun 1276 Caka/1354 Masehi, menurut Nagarakrtagama maupun Pararaton, menunjuk pada pertanggalan perjalanan Hayam Wuruk ke candi tersebut.

Baca Juga :   Ada OTT, BPN Berharap Prona Tetap Berjalan Lancar

Dalam perjalanan itu, Hayam Wuruk memperbaiki candi pemujaan untuk Raden Wijaya itu. Candi Jabung ditahbiskan sebagai bangunan suci dengan nama Bajrajinaparamitapura yang merupakan tempat pemakaman keluarga Hayam Wuruk, bernama Brha Gundal.

“Dalam catatan sejarah, Hayam Wuruk-lah,  raja pertama Nusantara, yang melakukan perjalanan ke berbagai bangunan atau monumen arkeologis. Serta melaksanakan pemugaran pertama candi ini,” ungkap Pemimpin Sekaha Astiti Rahayu Rsi Malandra tersebut. (saw/fyd)