Dituduh Hamili Siswi SMA dan Kubur Bayi, Paranormal Dilaporkan Polisi

1160
Paranormal diamankan. WARTABROMO/Sundari A. W

Bantaran (wartabromo) – Seorang paranormal di Kabupaten Probolinggo, dituding menyetubuhi gadis di bawah umur hingga hamil dan melahirkan. Bayi sendiri langsung meninggal saat proses persalinan. Warga menduga bayi malang tersebut sengaja dibunuh untuk menghilangkan aib.

Pelaku pencabulan diketahui bernama Abdul Hamid (50),warga Desa Jatisari Kecamatan Kuripan. Ia dikenal sebagai paranormal tersohor di desanya, bahkan sejumlah warga menganggapkany sebagai seorang kiai. Sedangkan korban NH (16), warga Desa Raab, Kecamatan Bantaran, yang saat ini masih duduk di bangku sekolah menengah atas (SMA).

Dari informasi yang dihimpun wartabromo.com, kasus tersebut gempar setelah tetangga NH, mengetahui gadis itu melahirkan. Padahal, NH belum pernah menikah dan masih sekolah. Apalagi, disaat bayi yang dilahirkan NH dalam keadaan meninggal usai proses melahirkan di dukun bayi.

Baca Juga :   Lukis Kerukunan Beragama, Siswi MAN Bangil Juarai Lomba Lukis Nasional

Warga mengetahui jasad bayi tersebut sempat dikubur di luar rumah. Namun, karena ramai jadi bahan perbincangan antar warga, akhirnya kuburan bayi malang tersebut dipindahkan ke dalam kamar korban.

Menurut Hamdan (45), warga setempat, diduga bayi tersebut meninggal setelah dibunuh pelaku dan kemudian dikubur. “Warga curiga, karena sebelumnya perut NH membuncit. Namun, entah mengapa buncit itu hilang. Ada salah satu warga yang mendapati gundukan tanah disekitar rumahnya,” ujarnya, Selasa (10/11/2015).

Warga yang curiga kemudian, menghubungi anggota Polsek Bantaran. Polisi yang datang ke rumah NH, kemudian melakukan olah TKP. Ternyata benar dugaan warga, karena di TKP polisi menemukan sebuah kuburan bayi lengkap dengan jasadnya.

Baca Juga :   Bendera Merah Putih Perahu Nelayan Dicopoti Polairud

Setelah memeriksa, NH dan keluarga, polisi mendapati nama Abdul Hamid sebagai orang yang menghamili NH. Polisi lantas mengamankan Abdul Hamid di rumahnya, yang berada di lain kecamatan. Keduanya kemudian dibawa ke Mapolsek Bantaran.

Karena banyaknya warga mendatangi Mapolsek Bantaran, akhirnya keduanya dievakuasi ke Mapolres Probolinggo. Dengan tangan terborgol, Abdul Hamid harus menjalani pemeriksaan di unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA)

Sedangkan NH, tampak shok dan juga harus menjalani pemeriksaan di tempat terpisah. “Situasi tidak memungkinkan, karenanya untuk keamanan, kami kemudian memindahkan keduanya ke Polres Probolinggo,” ujar Kapolsek Bantaran AKP Sujianto. (saw/fyd)