Paling Terdampak Abu Bromo, Warga Ngadirejo Mulai Terserang ISPA

707
Foto: Sundari A W


Sukapura (wartabromo)
– Warga Suku Tengger di Kabupaten Probolinggo, mulai terserang infeksi saluran pernafasan akut (ISPA). Penyakit ini timbul setelah debu vulkanis terus mengguyur lereng Gunung Bromo sejak tiga pekan terakhir. Jumlah penderita ISPA ini meningkat 20 persen, jika dibandingkan sebelum Gunung Bromo berstatus siaga.

Seperti yang menimpa sejumlah warga Desa Ngadirejo Kecamatan Sukapura. Dimana petugas medis pondok kesehatan desa (Ponkesdes), beberapa hari terakhir ini lebih sibuk daripada hari-hari biasanya.Pasien silih berganti datang berobat,rata-rata mereka mengalami sakit mata dan infeksi saluran perafasan akut (ISPA). Penyebabnya, tak lain karena dampak hujan abu vulkanis Gunung Bromo, yang sejak tiga pekan terakhir rutin menutupi desa.

Baca Juga :   Kasus Korupsi RSUD Purut Capai Tahap Finalisasi

“Sesak saat bernafas, sakit di dada kalau mau bernafas,” tutur Nuki, salah satu anak penderita ISPA.

Di desa berpenduduk 1.598 jiwa dengan 576 kepala keluarga ini, penderita ISPA meningkat diatas 20 persen. Sampai Kamis (22/12/2015) pagi, Ponkesdes Ngadirejo mendata terdapat 15 balita dan 25 penderita ISPA dewasa. Padahal pada bulan November atau sebelum Gunung Bromo berstatus siaga, jumlah penderita tak sampai 10 pasien.

“Sampai saat ini peningkatannya sekitar 20 persen dibanding bulan lalu atau seblum bromo siaga,” ujar petugas medis Ponkesdes Ngadirejo Nirmaya.

Jumlah penderita ISPA meningkat drastis karena warga Ngadirejo, sebagai salah satu desa terdampak paling parah hujan abu, mayoritas tidak menggunakan masker. Warga Suku Tengger ini umumnya menganggap debu vulkanis tidak membahayakan kesehatan.

Baca Juga :   Politisi PKB Munawir Ditahan Atau Tidak? Tunggu 24 Jam

Selain minimnya ketersediaan masker, hal itu ditambah rendahnya kesadaran warga akan kesehatan. Sehingga membuat mereka rentan terserang penyakit mata dan ispa. Meski terjadi hujan abu, namun warga tetap beraktivitas normal tanpa pelindung mata dan hidung.

Sejauh ini, belum ada pemeriksaan dan pendataan dari Dinas Kesehatan setempat. Baik terhadap pasien ispa dan penderita penyakit lainnya, yang disebabkan hujan debu vulkanis erupsi Gunung Bromo. (saw/fyd)