Cerita Warno, Supeltas Bertaruh Nyawa Mengumpulkan Recehan Rupiah

1352

supeltas warnoSukorejo (wartabromo) – Ada yang menyebutnya Pak Ogah, ada yang bilang Juru Sebrang. Namun orang-orang yang rela bertaruh nyawa demi membantu pegendara ini punya sebutan keren, Supeltas (Sukarelawan Pengatur lalu-lintas). Apapun sebutannya, kehadiran mereka dirasakan sangat membantu. Utamanya pengendara yang hendak menyeberang di jalur ramai dan padat.

Pak Ogah atau Supeltas hampir ada di manapun terutama pertigaan atau perempatan besar. Tidak terkecuali di banyak lokasi di Pasuruan. Mereka kepanasan, kadang kehujanan, dan ‘bercanda’ dengan bahaya sepanjang waktu. Kendaraan-kendaraan besar mereka hadang, mobil-mobil cepat mereka hentikan, agar pengendara yang menunggu lama di persimpangan lain memiliki berkesempatan.

Mereka tidak bisa mengharapkan gaji layaknya polisi atau banpol atau bahkan tukang parkir yang penghasilannya kadang sangat besar. Namun bukan berarti mereka tidak mendapatkan penghasilan.

Baca Juga :   Kupon ‘Misterius’ Tersebar Saat Kampanye Gus Ipul

Karena berlebel ‘sukarelawan’ para Supeltas ini mengandalkan pemberian para pengendara sebagai ucapan terima kasih. Tentu saja jumlahnya tidak menentu, bergantung ramai tidaknya lalu-lintas dan suka-suka hati si pemberi. Kadang mengantongi uang lumayan, kadang hanya beberapa lembar.

Warno (28), seorang Supeltas di Palang, Sukorejo, mengaku selama libur panjang Maulid Nabi dan Natal, pendapatannya terdongkrak. Para penyeberang di Palang Sukorejo meningkat tiga kali lipat. “Alhamdulillah, ramai banyak yang nyeberang,” kata Warno, berbincang dengan wartabromo.com, di sela kesibukannya menyeberangkan pengendara, Sabtu (26/12/2015).

Menurut Warno, tidak semua penyeberang memberikan uang. Namun, Warno tetap membantu mereka dengan semestinya. “Ada yang kasih Rp 2000, ada yang Rp 1000. Yang Rp 500 juga banyak. Kadang ada yang ngasih rokok tapi ada pula yang tidak ngasih apa-apa,” tambah Warno.

Baca Juga :   22 Kecamatan Di Kabupaten Probolinggo Rawan Gempa

Meski penghasilannya tidak menentu, pekerjaan yang berisiko kecelakasn sangat tinggi ini tetap dijalani Warno bersama 5 orang temannya. Di hari-hari biasa, dalam sehari masing-masing Supeltas bisa kantongi Rp 80 – Rp100 ribu. Untuk hari libur panjang pendapatannya meroket.

“Kemarin hari Kamis dipotong makan sama lain-lain kaya rokok, kopi, masih dapat bagian Rp 270 ribu,” ungkap Warno.

Apakah selama ini ada uang lelah dari petugas kepolisian? “Tidak Ada,” jawab Warno.

Disadari atau tidak, kehadiran Supeltas sangat membantu pengendara dan turut mengurangi angka kecelakaan. Penghasilan mereka tentu tidak sebanding dengan bahaya yang setiap waktu mereka hadapi di tengah jalan raya. (egy/fyd)