Belimbing di Tengah Sawah Bikin Kaya

3119

petani belimbingLir ilir – lir ilir tandure wong sumilir

Tak ijo royo-royo tak sengguh kemanten anyar

Cah angon – cah angon penek no blimbing kuwi

Lunyu-lunyu penekno kanggo mbasuh dodo tiro

Purwodadi (wartabromo) – Begitulah sepenggal bait syair lagu yang kerap ditembangkan dan diajarkan oleh kakek – nenek di Tanah Jawa dan menjadi syiiran atau nyanyian yang penuh dengan arti dan makna.

Dalam syair tersebut terdapat kalimat buah blimbing yakni sejenis buah yang banyak dijumpai di daerah iklim tropis seperti Indonesia. Buah tersebut memiliki daun majemuk sepanjang 50 centimeter dan konon berasal dari Negara Indonesia, India dan Srilanka.

Di Indonesia, pembudidayaan buah belimbing banyak dijumpai di daerah Depok Jawa Barat dan di Kabupaten TulungAgung, Jawa Timur. Sementara, di Kabupaten Pasuruan tidak banyak yang membudidayakan maupun menanam buah yang banyak mengandung vitamin C tersebut. Padahal, buah belimbing sangat disukai oleh pasar buah di Kota – kota besar seperti Surabaya dan Jakarta.

Baca Juga :   Tujuh Pemancing Ditemukan Selamat

Peluang emas itulah yang kemudian dibaca oleh Wardoyo (56) warga asal Suragalih Kecamatan Purwodadi Kabupaten Pasuruan.

Bermodal semangat serta penghitungan pasar yang cukup matang. Sekitar tahun 2008, Pria yang cukup lama bergelut dengan bisnis buah tersebut kemudian menanam sebanyak 1.000 pohon belimbing jenis Belimbing Bangkok diatas lahan sebanyak 1,5 Hektar yang terbagi atas tiga petak lahan.

Menariknya, lahan – lahan yang ditanami pohon ber-ordo Oxalidales tersebut merupakan lahan persawahan yang cukup subur dan bisa ditanami dengan tanaman padi maupun palawija.

Wartawan tabloid ini berkesempatan untuk bertemu petani buah belimbing tersebut di salah satu areal kebun Belimbingnya di Dusun Kemirahan Desa Tejowangi Kecamatan Purwosari, beberapa waktu lalu.

Saat ditemui, pria tersebut tampak sedang sibuk memanen belimbingnya untuk kesekian kalinya. Bersama sejumlah pekerja yang merupakan tetangganya sendiri, ia tampak memanjat pohon Belimbing yang buah – buahnya mulai tampak matang dan siap untuk dipetik.

Baca Juga :   Ini Sebab Asuransi Tani "Tak Laku" di Pasuruan

“Banyak orang yang sempat mencemooh lantaran lahan sawah kok ditanami tanaman yang tidak umum ditanam, “ ujar Wardoyo.

Namun, lantaran mengerti dan paham peluang pasar, Wardoyo pun tak bergeming untuk tetap menanami lahan sawahnya dengan pohon belimbing di Desa Tejowangi Kecamatan Purwosari dan di Desa Suragalih Kecamatan Purwodadi.

“Saya menyiapkan bibit yang saya beli dari Tulung Agung. Harganya memang mahal yakni sekitar 17 ribu rupiah per-pohon,” tuturnya sambil turun dari atas pohon untuk menemui wartabromo untuk berbincang.

Dalam perhitungannya, lanjutnya, bibit yang harganya cukup mahal tentu akan sebanding dengan harga jual buah belimbing yang kini mulai langka didapatkan di Jakarta lantaran besarnya permintaan.

Baca Juga :   Persekabpas Pantang Remehkan Kresna FC

“Anak saya kebetulan jualan di Jakarta, dia selalu bingung cari buah Belimbing. Kenapa tidak tanam sendiri saja,” urainya.

Pohon belimbing manis memiliki enam jenis yakni Jenis Belimbing Demak berasal dari Kota Demak, Belimbing Sembiring berasal dari Kota Medan, Belimbing Bangkok berasal dari Negeri Thailand, Belimbing Malaya dari Kota Bogor, Belimbing Dewi dari Kota Depok, Belimbing Madu dan Belimbing Wulan.

“Saya memilih untuk menaman Belimbing Bangkok, karena buahnya manis dan banyak mengandung air,” terang Wardoyo.

Belimbing Bangkok memiliki ciri – ciri buah yang kuning kemerahan saat matang dengan bentuk buahnya agak melebar dan pipih sementara pada bagian pinggir tetap berwarna hijau meski sudah tua. Selain itu, rasa buahnya manis.

“Harga Belimbing ini dipasaran bisa mencapai sekitar 12 ribu perkilo,” bebernya.