Kerajinan Kaligrafi Desa Wonosari Dipasarkan se-Indonesia

1459

blakraan_kaligrafi islam-650x450Gondangwetan (wartabromo) – Jalanan yang menghubungkan antara satu dusun dengan dusun lainnya di Desa Wonosari nampak sepi kala itu. Namun di sejumlah rumah nampak aktivitas warga tengah berkarya mewujudkan kreasinya.

Saat itu awak Tabloid Warta Bromo dengan diantarkan dua orang perangkat Desa Wonosari, mendatangi pengrajin seni kaligrafi islam. Di Desa Wonosari terdapat satu kelompok pengrajin seni kaligrafi dengan delapan orang anggotanya.
Di ruang tamu rumah salah seorang pengrajin, Moh Ridho, nampak tumpukan kaligrafi islam dan berbagai gambar ulama serta Ka’bah, baik yang sudah siap dijual maupun tengah proses pengerjaan.

Sejumlah jenis kaligrafi, seperti bertuliskan asmaul husna yang berisi 99 nama sebutan Allah SWT, ayat-ayat suci Al Qur’an seperti ayat kursi, Surat Al Fatehah, Al Ihlas dan masih banyak lagi.

Baca Juga :   Ada Halal Bihalal Kemenag di Purwodadi, Arus Lalin Dipastikan Tetap Lancar

“Kalau kaligrafi, tulisannya saya buat dari almini (aluminium foil), baik warna perak maupun emas. Selanjutnya dibingkai dan siap dipasarkan,” kata Moh Ridho, beberapa waktu lalu.

Untuk pemasaran kaligrafi tersebut, dipasarkan melalui tengkulak dengan harga yang bervariasi. Kaligrafi berukuran besar, harga dibanderol sebesar Rp 350.000 dan oleh tengkulaknya, biasanya dijual kembali dengan harga minimal Rp. 500.000.

Sedangkan kaligrafi berukuran besar, diharga sebesar Rp 780.000 dan oleh tengkulak dijual kembali minimal seharga Rp 1 juta.

“Biasanya, selain di jual di berbagai kota di Jawa, juga dijual di luar Pulau Jawa. Kalimantan, Sumatera dan lainnya, menjadi pasar kaligrafi ini,” imbuh Moh Ridho.

Disampaikan, omzet penjualan untuk seorang pengrajin, setiap bulan dari berbagai jenis kaligrafi, bisa mencapai Rp 10 juta. Jika tengkulak memasarkannya hingga luar Pulau Jawa. Namun jika tengkulak hanya memasarkannya di daerah di Pulau Jawa, omzet pengrajin hanya sekitar Rp 2 juta saja.(hrj/hrj)