Sekeluarga di Kabupaten Probolinggo Terdeteksi ikut Gafatar

753

IMG-20160122-WA0030-650x450Gending (wartabromo) – Satu keluarga asal Kabupaten Probolinggo terdeteksi menjadi pengikut Gerakan Fajar  Nusantara (Gafatar). Sejauh ini, Pemkab Probolinggo masih melakukan koordinasi dengan pihak terkait dalam upaya pemulangan keluarga tersebut.

Satu keluarga yang dimaksud adalah keluarga Suhadi (64), warga Dusun Krajan, RT 7 RW 3, Desa Gending. Ia diketahui meninggalkan Kabupaten Probolinggo menuju Kalimantan Barat seusai Idul Fitri yang lalu. “Katanya untuk memenuhi panggilan,” ujar salah satu tetangganya.

Pria yang punya nama alias Pentung ini, diketahui tak sendirian ke luar Jawa. Ia mengajak Neni Nursanti (32), anaknya dan Heri Prastowo (34), menantunya. Selain itu, ikut dibawa serta ketiga anak pasangan Neni dan Heri, yakni Muhammad Zidan Fachry (6), Galuh Kanaka Maheswari (2,5) dan Ganendra Aditya Bayanaka (8 Bln).

Baca Juga :   Ratusan Buruh Gelar Aksi Solidaritas Buruh PT Karya Tugas Anda

Suhadi bersama anak cucunya, saat ini masuk dalam daftar warga yang akan dipulangkan dari Mempawah, Kabupaten Singkawang, Kalimantan Barat. Dalam daftar itu, keluarga ini menggunakan alamat domisili Sidoarjo, sesuai domisili terakhir Heri Prastowo.

“Kami belum bisa komentar banyak mengenai daftar tersebut. Memang, Suhadi itu pernah mengikuti ajaran Musaddeq, namun sudah taubat. Sejauh ini, kami sudah berkoordinasi dengan pihak terkait baik Polri, TNI, dan MUI untuk menyikapi hal tersebut dan melakukan pendekatan kepada tokoh dan ulama setempat,” ujar Kepala Bakesbangpollinmas Kabupaten Probolinggo Agus Mukson, kepada wartabromo.com, Jumat (22/1/2016).

Sementara itu, Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Probolinggo KH. Syihabuddin Sholeh, mengakui bahwa pada 2007 silam, gerakan Al Qiyadah Al Islamiah pimpinan Ahmad Musadeq muncul di Kabupaten Probolinggo. Gerakan ini dipimpin Ooleh Suhadi dan mempunyai 12 pengikut.

Baca Juga :   Sudah Periksa Belasan Saksi Kasus Suap PPK, Mengapa Polisi Belum Tetapkan Tersangka?

Namun, karena ada gesekan dari masyarakat setempat, MUI dan jajaran Forpimda Kabupaten Probolinggo memanggil Suhadi dan pengikutnya. Setekah dilakukan dialog, mereka menyatakan bertaubat. “Suhadi berjanji akan kembali ke ajaran ahlussunah Wal jama’ah  atau NU yang mayoritas dianut oleh masyarakat  Kabupaten Probolinggo,” ujar KH Syihab. (saw/fyd)