Penjaga Pintu Lautan Pasir Bromo, Bekerja Tanpa Pamrih

716

IMG-20160128-WA0010-650x450Tosari (wartabromo) – “Masak, masak sendiri. Makan, makan sendiri…” Penggalan syair lagu Caca Handika dengan judul “Angka Satu” cocok menggambarkan keseharian Teguh (29), petugas penjaga pintu ke lautan pasir Gunung Bromo.

Seperti diakui Teguh (29 th), yang merupakan warga asli Suku Tengger yang berdomisili di Desa Wonokitri, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan. Suka-duka dialaminya sejak Gunung Bromo berstatus siaga. Salah satunya adalah saat ia harus menjaga pintu masuk ke lautan pasir di Pakis Binjil.

“Tiap hari saya menjaga di pintu masuk ini mas, untuk antisipasi warga atau pengunjung yang akan masuk ke kawasan lautan pasir. Tidak ada bayaran tapi ini sukarela saja,” tutur Teguh kepada wartabromo, Kamis (28/1/2016).

Baca Juga :   Rel Terendam, Penumpang KA di Stasiun Bangil 'Dioper' Naik Bus Gratis

Teguh bersama teman-teman dari tim SAR lain menjaga pintu masuk ini hingga pukul 18.00 WIB saja, dan setelah itu akan digantikan oleh tim lain karena pos dijaga selama 24 jam. Pintu masuk ke lautan pasir akan ditutup untuk siapapun termasuk warga lokal.

“Tugas saya dan teman-teman hanya sampai jam 18.00 wib sore saja, nanti setelah itu pintunya ditutup sampai keesokan paginya,” tandas Teguh.

Kebutuhan logistik selain swadaya mereka juga mendapat bantuan dari pemerintah ataupun ormas yang peduli dengan keberadaan pos penjagaan erupsi Bromo. Logistik yang berupa bahan mentah dimasak sendiri dan dinikmati dengan lauk dan sayur seadanya. (egy/fyd)