RSUD Bangil Bertekad Jadi Rumah Sakit Bertaraf Internasional

2697

kantor manajemen rsud bangilBangil (wartabromo) – RSUD Bangil yang sudah menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) ini sedang berupaya untuk memenuhi segala persyaratannya agar bisa mendapatkan akreditasi rumah sakit internasional.

“Jika sudah bertaraf internasional, pelayanan kesehatan lebih prima, jelas, dan cepat lagi. Meskipun kita masih tergolong RS dengan type C, tapi kita siap untuk bisa terbang landas menuju akreditasi internasional,” kata Agung Basuki, Direktur RSUD Bangil gung di sela-sela kesibukannya, Kamis (28/1/2016).

Agung mengatakan, sekitar bulan Juni 2016, Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS) Pusat akan melakukan kunjungan ke RSUD Bangil. Kunjungan tersebut dalam rangka survey kesiapan maupun kelengkapan persayaratan agar bisa mendapatkan predikat sebagai RS bertaraf internasional.

Baca Juga :   Warga Grati Gelar Larung Sesaji 'Distrikan' di Danau Ranu

Kepada wartabromo.com, Agung mempersiapkan segala sesuatunya, utamanya beberapa item indikator yang wajib dilengkapi sebagai persyaratan menuju akreditasi internasional, yakni mengutamaan fokus pada pasien, peningkatan managemen RS, keselamatan pasien, dan sasaran Millenium Development Goals (MDGs).

“Kita telah menyusun standar operasional rumah sakit, menyiapkan sumberdaya manusia, sarana, prasarana, alat, bahan, fasilitas, dan sistem informasi sesuai standar RS rujukan nasional, mengembangkan penapisan teknologi tepat guna secara aktif dengan mengutamakan produk dalam negeri dan riset berbasis pelayanan,” imbuhnya.

Nantinya, apabila RSUD Bangil telah menjadi RS bertaraf Internasional, maka banyak keuntungan yang didapatkan, salah satunya menguntungkan bagi pasien, yakni yaitu kejelasan alur pelayanan, tepat waktu, dan kepastian pelayanan.

Baca Juga :   Polres Pasuruan Kota Tangkapi Begal Motor dan Penadah

“Selama ini kami menyadari masih belum jelas dan pastinya pelayanan di RSUD, misalnya akibat kendala fasilitas dan sarana juga SDM, pasien merasa dipingpong ketika dilayani, padahal kami tidak bermaksud seperti itu, namun ini terjadi karena tidak ada standar soal fasilitas, SDM, dan infrastruktur,” terangnya. (mil/fyd)