Tak Bisa ke Kawah, Tradisi Ojung Suku Tengger Jadi Hiburan Wisatawan

1750

IMG-20160131-WA0011-650x400Sukapura (wartabromo) – Akhir pekan jadi peluang tersendiri bagi wisatawan habiskan waktu liburannya untuk mengintip pesona erupsi Gunung Bromo di Kabupaten Probolinggo. Selain tampak lebih eksotik, semburan asap bercampur cahaya mentari pagi menambah daya tarik wisatawan yang rela menginap sejak semalam.

Ketika matahari beranjak naik, para wisatawan disuguhi dengan aktraksi tari Ojung khas Suku Tengger. Tari Ojung bagian dari ritual untuk meminta agar erupsi bromo segera kembali pulih, selain dilaksanakan pada Upacara Yadya  Kasada.

Supoyo, salah satu tokoh warga Tengger, menuturkan selain berharap erupsi reda, digelarnya atraksi Ojung juga bertujuan agar sajian hiburan bagi para pengunjung. Agar tidak jenuh lantaran kawasan kawah yang sedang ditutup dari kunjungan.

Baca Juga :   Pemkab Probolinggo Kekurangan 5 Ribu Pegawai

“Ini merupakan tradisi suku tengger, ” kata Supoyo.

Suguhan hiburan tersebut selain keindahan panorama sunrise bromo menjadi salah satu alternatif bagi para pengunjung.

“Kita bisa melihat pemandangan ketika erupsi, terus tadi malem sempat ada lavanya. Kita sempat lihat dua kali memang tidak terlalu jelas sih, tapi ada percikan apinya kayak bluefire sedikit. Yang keren sih kepulan asap yang keluar saat kita foto,” ujar Ninik Istiqomah Fitri, wisatawan asal Jakarta.

Untuk diketahui, berdasarkan pantauan Pusar Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) pos Gunung Bromo, aktivitas vulkanik hingga Minggu terus fluktuatif. Gempa tremor berada di kisaran 3 hingga 36 amplitudo milimeter dominan 5 milimter. Selain tremor, kawah bromo kerap muntahkan lava pijar setinggi 1000 meter dengan jangkauan 200 meter di bibir kawah. Semburan asap bercampur material abu vulkanis terus keluar mengarah ke timur dan timur laut atau ke Kabupaten Probolinggo. (saw/yog)