Nenek Busani, Belasan Tahun Mengais Rejeki Jadi Juru Parkir

1812
Foto: M Rosyidi (wartabromo)

Bangil (wartabromo) – Juru parkir bukan hanya bisa dilakukan kaum pria yang masih kuat dan betenaga. Profesi maskulin ini tenyata bisa diperankan seorang nenek berusia 60 tahun, Busani.

Busani, merupakan seorang juru parkir yang setiap hari bekerja di sekitar Alun-alun Bangil. Warga Desa Krajan, Kecamatan Rembang, ini mengaku sudah belasan tahun menggantungkan nafkah sebagai tukang parkir. Saking lamanya, Busani bahkan bisa memiliki dua lokasi parkir.

Mulai pukul 09.00 hingga pukul 12.00, ia bekerja di alun-alun sisi barat. “Habis dzuhur ke Alfamidi,” kata Busani, saat berbincang dengan wartabromo.com, Rabu (10/11/2016).

Di sela-sela perbincangan, janda satu anak ini tetap bekerja melayani kendaraan yang akan parkir. Memakai rompi orange, nenek Busani tangkas mengatur kendaraan. Ia juga masih tampak bertenaga saat memindahkan posisi kendaraan.

Baca Juga :   Air Sumur Tercemar Limbah Pabrik, Warga Beji Terserang Gatal-gatal

“Namanya parkir, penghasilan tak tentu,” ujar Busani tenang, sembari sesekali mengusap wajahnya dengan kerudung.

Dua lokasi dimana Busani bekerja tidak “gratis”. Ia mengaku selalu membagi hasil jerih payahnya dengan pihak yang dia sebut pemilik wilayah.

“Di di sini (alun-alun sisi barat) biasanya dapat Rp 30 ribu, kalau di Alfamidi dapat Rp 50 ribu. Masih dibagi sama yang punya wilayah,” terangnya.

Penghasilan tidak menentu tersebut diakui Busani cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan keponakan yang ia rawat sejak kecil.

“Alhamdulillah cukup untuk berdua. Saya tinggal sama keponakan yang saya asuh sejak kecil. Sekarang dia sekolah di SD. Anak sudah berkeluarga dan tinggal di Madura,” ujarnya.

Baca Juga :   PMK Tak Datang Hingga Api Ludeskan Rumah Warga Pandaan

Meski bekerja sebagai juru parkir, Busani tetaplah seorang perempuan yang ramah pada setiap orang termasuk wartawan. Ia tidak merasa terganggu dan meladeni perbincangan.

“Saya sempat menjadi seorang juru parkir di Bali sambil berjualan rokok dan kopi. Saya orang perantauan, pernah di Bali, Jakarta, Jogja,” katanya menutup perbincangan. (ros/fyd)