Ribuan Warga Tengger Probolinggo dan Pasuruan Gelar Pawai Ogoh-ogoh

2795
Foto: Sundari A.W

Probolinggo (wartabromo) – Ribuan umat Hindu Tengger melaksanakan Tawur Kesanga atau Tawur Agung, pada Selasa (8/3/2016). Dalam perayaan menyambut Hari Raya Nyepi atau Tahun Baru Saka 1938 ini, penganut agama Hindu menggelar pawai Ogoh-ogoh. Tawur Agung dan pawai ogoh-ogoh ini berlangsung meriah baik yang dilakukan suku Tengger Probolinggo maupun Pasuruan.

Di Probolinggo, acara dilangsungkan di Kecamatan Sumber. Puluhan ogoh-ogoh diarak ribuan umat Hindu di 5 desa di Kecamatan Sumber, yakni Desa Ledokombo, Wonokerso, Sumber Anom, Pandan Sari dan Gemito, memadati Curah Gendil, Desa Sumber Anom. Beberapa tari tradisi, seperti tari topeng, dan tarian khas Suku Tengger ditampilkan oleh setiap perwakilan desa.

Baca Juga :   Pelakunya Ditahan, Begini Kronologis Penembakan dan Pembuangan Bocah Asal Winongan

ogoh-ogoh1Ogoh-ogoh raksasa dengan berbagai ukuran dan bentuk itu, mengambarkan sifat buruk turut dimainkan dalam tarian. Puluhan orang mengusung ogoh-ogoh itu sambil menari-nari di jalan Curah Gendil.

Menurut Mangku Muarit, Pandita Pure Sumber Kencono Desa Pandan Sari, ogoh-ogoh itu menunjukan sifat buruk manusia yang melakukan pengrusakan alam dengan menebang pohon secara liar.

“Ogoh ogoh ini merupakan sifat buruk manusia yang terus menerus melakukan perusakan pada alam. Sehingga, umat Hindu diharapkan membuang sifat buruk dalam segala tingkah lakunya,” ujarnya.

Selain ogoh-ogoh, terdapat pula gunungan berisi aneka buah-buahan hasil bumi. Makna dari gunungan buat itu menujukan bahwa alam memberi semua yang dibutuhkan manusia.
Tarian ogoh-ogoh dan gunungan buah itu menjadi tontonan menarik bagi pengunjung maupun umat Hindu. Tarian ogoh-ogoh dan gunungan buah itu acak dengan iringan musik tradisi (gamelan) yang dimainkan.

Baca Juga :   Alami Luka Bakar, Bocah Yatim Miskin Ini Tak Bisa Berobat

Tarian ogoh-ogoh itu merupakan puncak seremoni dalam upacara Tawur Agung. Setelah tarian tersebut, umat Hindu melakukan sembahyang untuk memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa. Lalu, upacara ini disudahi dengan kembali pulang ke rumah masing-masing.

“Tawur Kesanga atau Tawur Agung ini, merupakan peribadatan dalam menyambut Hari Raya Nyepi, yang berlangsung sejak nanti malam pukul 23.00,” timpal Ketua Parisada Hinda Dharma Indonesia Kabupaten Probolinggo (PHDI) Bambang Suprapto.

IMG-20160308-WA0001Di Pasuruan Tawur Agung dan pawai ogoh-ogoh dipusatkan di lapangan Tlogosari di Desa Tosari, Kecamatan Tosari. Iring-iringan ogoh-ogoh ini tidak kalah meriah dengan di Kecamatan Sumber. Alunan musik khas Tengger juga mengiringi ogoh-ogoh diarak keliling kampung menuju lapangan.

Baca Juga :   Mengaku Sering Digerayangi, 6 Siswi Laporkan Guru Agama ke Polisi

Setelah semua ogoh-ogoh berada di lapangan, kemudian dilanjutkan dengan upacara mecaru yakni upacara untuk mensucikan diri. Prosesi mecaru dipimpin pemangku agama Hindu setempat.

“Tema Nyepi tahun ini yakni keseragaman dan pererat persatuan menuju Hindu Nusantara,” kata Dukun Pandita, Eko Wartono.

Rangkaian ritual ini menyita perhatian warga dan wisatawan. Sebagian wisatawan datang sengaja ingin melihat arak-arakan ogoh-ogoh dari dekat. (saw/fyd)