Sepenggal Kisah Anak-anak Pemburu Gerhana

826

anak anak antusias gerhana 2Gerhana matahari total (GMT) Rabu 9 Maret 2016 yang bisa disaksikan di sejumlah daerah di Nusantara menjadi peristiwa besar. Kehebohan dimana-mana, antusiasme warga untuk bisa menyaksikan langsung tak terbendung. Lokasi-lokasi yang menjadi pusat nonton bersama gerhana dibanjiri warga.

Meski di belahan Nusantara lain, terutama pulau Jawa, khususnya Jawa Timur, gerhana matahari total hanya bisa disaksikan sekitar 83 persen (parsial), namun tak memupus antusiasme masyarakat menjadi saksi fenomena langkah tersebut. Warga dari beragam usia mulai orang tua hingga anak-anak tak mau ketinggalan.

Salah satu lokasi yang menggelar nonton bersama gerhana matahari parsial di Jawa Timur adalah Kantor Balai Lapan, Gempol. Di lembaga antariksa ini 11 teleskop, layar lebar hingga ratusan kaca mata khusus disediakan.

Baca Juga :   Pemkot Pasuruan Usul Rp 40 M Perbaiki Jalan Erlangga-Hasanudin

Pengunjung pun membeludak mencapai seribu orang. 500 kaca mata gerhana ludes sehingga banyak yang rela bergantian. Teleskop-teleskop yang dipasang di sejumlah titik diserbu. Antrian orang yang ingin mengintip peristiwa gerhana layaknya antrian tiket pertunjukan grup musik pujaan.

anak anak antusias gerhana 1Bukan hanya orang dewasa dan remaja, bocah-bocah siswa SD pun ikut sabar mengantri. Para siswa SD dari sejumlah sekolah di wilayah Pasuruan yang sebagian besar datang lebih siang tak kebagian kaca mata. Banyak diantaranya dapat jatah antri paling belakang menggunakan teleskop.

Cahaya bertambah terik. Namun bocah-bocah polos rela terus mengantri. Bulir-bulir keringat di wajah diabaikan. Mereka tertib memanjang menunggu giliran.

Untung bagi mereka, durasi peristiwa gerhana mulai dari awal hingga akhir, relatif panjang lebih dari dua jam sehingga anak-anak ini berkesempatan menyaksikan meski tak kebagian puncak gerhana pada kisaran pukul 07.25.

Baca Juga :   Tingkatkan 1,8% Peserta KB, Bupati Pasuruan Kembali Dianugerahi Satya Lencana Pembangunan

Pemandangan anak-anak “pemburu gerhana” ini menjadi penggal kisah tersendiri di antara hiruk-pikuk ribuan orang yang datang. Terlepas dari sejauh mana pengetahuan mereka tentang gerhana, pengalaman tersebut tentu sangat berharga.

IMG_20160310_112103Kelak, saat dewasa, mereka akan dengan bangga membagikan kisah gerhana matahari total 2016 pada teman, atau bahkan anak-anak mereka. Mereka menjadi saksi peristiwa super-langkah tersebut. Para ilmuwan meyakini gerhana matahari total di titik yang sama akan terjadi 350 lagi (!).

Setidaknya mereka jauh lebih beruntung dari anak seusia mereka pada gerhana matahari total 1983 yang “dipaksa” sembunyi di kolong “ketidaktahuan” atau hanya melihatnya dari kotak televisi.

Anak-anak ini, merupakan bagian dari generasi baru, generasi yang memahami gerhana matahari merupakan kejadian biasa di alam semesta. Generasi yang melihat gerhana matahari layaknya perempuan cantik semampai yang kehadirannya dinantikan, yang setiap ringsutnya mempesonakan. Generasi ini juga tahu cara menangkal “wajah” lain dari kecantikan sang perempuan yang membahayakan.

Baca Juga :   Toko Emas dan Bank Rawan Kriminalitas

(Gesang Arif Subagyo)