Puluhan Ribu Ikan Tambak Mati Tercemar Limbah Pabrik

602

IMG_20160331_165856Mayangan (wartabromo) – Puluhan ribu ikan tambak di Kelurahan Mangunharjo, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo mati mendadak. Peristiwa serupa pernah terjadi 5 bulan lalu.

Warga menuding kematian ikan mendadak ini karena air tercemar limbah pabrik pencucian plastik yang lokasinya tidak jauh dari lokasi.

“Awalnya hanya satu-dua ikan yang mengambang. Kami masih belum curiga. Mungkin mati karena penyebab lain,” kata Abdullah, salah satu pemilik tambak, Kamis (31/3/2016).

Dua hari berselang, makin banyak ikan mati. Dan memasuki hari ketiga, pemilik tambak mengadu ke pihak pabrik pencucian plastik yang berada di jalan Raden Wijaya, sebelah selatan perempatan TWSL.

“5 bulan lalu ya dari limbah mereka, tercemarnya tambak kami,” sahut Slamet, petambak lainnya.

Baca Juga :   1 Orang Karyawan Jadi Korban Kebakaran Gudang Kapuk

Menurut dia, menanggapi keluhan, menajemen pabrik memberikan solusi. Salah satunya memberikan uang sebesar Rp 60 ribu untuk membeli obat penetral air yang tercemar.

“Ternyata tambah parah, makin banyak yang mati. Akhirnya kami kosongkan air tambak, sedangkan ikan matinya, kami kumpulkan,” terang Slamet.

Warga mengklaim, pihak pabrik sudah berjanji akan memberikan ganti rugi kepada warga yang tambaknya tercemar. Perhitungannya, ikan mati akan ditimbang dan dibeli seharga tengkulak. Untuk nila, perkilo dihargai Rp15 ribu dan bandeng Rp16 ribu.

“Kami ganti, sesuai harga tengkulak untuk ikan yang mati,” kata Slamet, menirukan ucapan Budiono, salah satu manajemen pabrik.

Kendati dijanjikan ganti rugi, warga tetap mengalami kerugian besar. Sebab, per seribu bibit bandeng harganya Rp80 ribu dan nila Rp70 ribu per seribu ekor.

Baca Juga :   PT CJI Berbagi di Hari Raya Idul Adha

“Untuk 25 ribu ekor bibit saja sudah habis Rp. 1.850.000, dengan rincian 10 ribu bandeng dan 15 ribu nila. Selain itu, 2 bulan mendatang sudah bisa dipanen, seandainya tidak tercemar,” keluh Jupri, pemilik tambak yang tercemar. (saw/fyd)