Malam Ini, Yudharta Nanggap Wayang Lakon ‘Dewa Ruci’

1188

wayangPurwosari (wartabromo)- Rangkaian peringatan Diesnatalis ke-XIV Universitas Yudharta Pasuruan memang terasa berbeda dari tahun – tahun sebelumnya. Setelah menggelar beragam seminar baik internasional maupun nasional serta beragam lomba pekan pelajar.

Malam ini, perguruan tinggi  yang dikenal dengan sebutan The Multicultural University tersebut akan menyuguhkan hiburan pagelaran wayang semalam suntuk sebagai puncak rangkaian kegiatan Diesnatalis ke-XIV.

Kehadiran Pagelaran wayang ini memang sengaja dilakukan oleh pihak panitia sebagai bentuk bagian dari menjaga tradisi dan budaya indonesia serta bagian dari peninggalan Walisongo dalam menjalankan dakwahnya di tanah jawa.

“Kita menghadirkan wayang untuk menjaga tradisi dan budaya Indonesia,” kata Dr. Khoirul Huda, SH, M.Hum, Ketua Panitia Diesnatalis ke-XIV Universitas Yudharta pada wartabromo.com,  Sabtu (7/5/2016).

Baca Juga :   Pura - Pura Sholat Malam, Pemuda Baujeng Curi Kotak Amal

Menurutnya, pihak panitia menghadirkan Ki dalang Enthus asal Tegal, Jawa Tengah yang akan membawakan lakon berjudul Dewa Ruci.

Dipilihnya Ki Enthus oleh panitia, menyusul kiprah dalang yang juga Bupati Tegal tersebut sudah dikenal dimana- mana serta cukup dekat dengan kalangan santri. Selain itu, diusianya yang ke-14 tahun ini, Universitas Yudharta Pasuruan memang ingin menghadirkan sesuatu yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.

“Kita ingin membuktikan bahwa Yudharta sudah mandiri. Dibuktikan dengan macam-macam kegiatan yang telah kita lakukan selama sepekan ini,” ujar Khoirul Huda.

Lakon dewa Ruci sendiri dikenal sebagai lakon cerita perjalanan tasawuf cara jawa yang mengandung jalan kontemplasi tentang asal dan tujuan hidup manusia (sangkan paraning dumadi), menyingkap kerinduan akan Tuhan dan perjalanan rohani untuk mencapaiNya (manunggaling kawula Gusti).

Baca Juga :   Koran Online 26 Des : Cerita Keluarga Korban Tsunami asal Beji, hingga Mengintip Dua Gereja Bersejarah di Kota Pasuruan

Dalam lakon ini dikisahkan Bima alias Werkudara memiliki seorang guru bernama Resi drona yang memerintahkan agar Bima mencari air kehidupan (tirta perwita) yang akan membuat Bima mencapai kesempurnaan hidup. Perintah ini sesungguhnya hanyalah siasat untuk melenyapkan Bima supaya tidak turut berperang dalam Perang Baratayuda yang kala itu sedang dipersiapkan.

Menurut rencana, disela – sela pagelaran wayang kulit nanti, akan dilakukan prosesi potong tumpeng yang akan dilakukan oleh Romo KH. Sholeh Bahruddin didampingi oleh Bupati Pasuruan Irsyad Yusuf. (ros/yog)