Pasien Meninggal, Kabupaten Probolinggo KLB Difteri

1190

IMG_20160512_155359Kraksaan (wartabromo) – Kabupaten Probolinggo dinyatakan sebagai wilayah yang mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) Difteri. Hal itu dilakukan setelah satu pasien Difteri di Desa Gili Ketapang, Kecamatan Sumberasih, meninggal dunia pada 28 April lalu.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat dr. Shodiq Tjahjono, menyatakan sejak Januari hingga Mei 2016 ada dua pasien yang terindikasi penyakit Difteri di Kabupaten Probolinggo. Kasus pertama, terjadi pada Januari lalu, menimpa seorang anak di wilayah Kecamatan Krucil.

Kasus kedua menimpa warga Desa Gili Ketapang, Kecamatan Sumberasih. Berdasarkan uji laboratorium yang dilakukan Dinkes, kasus pertama dinyatakan negatif hasilnya. Namun, untuk kasus kedua positif menderita penyakit tersebut dan meninggal.

Baca Juga :   Selain Pisau, Ada Batu "Berdarah" di Sekitar Pria Tewas di Ujung Pelabuhan Kota Pasuruan

“Satu saja yang terdiagnosa penyakit ini dan tidak usah menunggumeninggal, sudah kita nyatakan kejadian luar biasa (KLB),” ujarnya Kamis (12/5/2016).

Menurutnya Difteri adalah penyakit akibat terjangkit bakteri yang bersumber dari Corynebacterium diphtheriae. Difteri merupakan penyakit yang dapat menyebabkan ribuan kematian, dan masih mewabah di daerah-daerah dunia yang belum berkembang.

Orang yang selamat dari penyakit ini menderita kelumpuhan otot-otot tertentu dan kerusakan permanen pada jantung dan ginjal. Anak-anak yang berumur satu sampai sepuluh tahun sangat peka terhadap penyakit ini Penularannya pun, juga sangat cepat, terutama melalui kontak fisik. Sehingga orang yang sering berinteraksi dengan penderita, menjadi sangat rentan.

“Penyakit ini memang sangat mematikan. Karena bakteri yang menyebabkannya, masa inkubasinya sangat cepat. Hanya sekitar 2 hingga 5 hari saja,” paparnya.

Baca Juga :   Pemerintah Desa Wajib Pasang Baliho Transparansi Dana Desa

Mantan Direktur RSUD Waluyo Jati Kraksaan ini, menuturkan kasus pasien difteri yang meninggal, dilaporkan pada Dinkes ketika korban sudah opnme di RSUD Dr. Moch. Saleh Kota Probolinggo. Saat itu kondisinya masuk stadium akut dengan harapan hidup yang tipis.

“Begitu mengetahui keadaan tersebut, Dinkes langsung bertindak dengan memberikan Anti Difteri Serum (ADS) berupa profilaxis orang terdekat yang sering kontak dengan pasien. Terutama pada keluarga korban yang tinggal serumah, serta tetangga kanan kirinya,” tandas Shodiq. (saw/fyd)