Ribuan Warga Gili Ketapang Probolinggo Divaksin Difteri

1278
Foto: Sundari/wartabromo.com

Sumberasih (wartabromo) – Difteri telah merenggut nyawa satu anak di Gili Ketapang, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo, pada April lalu. Kini setelah ditetapkan sebagai kejadian luar biasa (KLB), ribuan desa pulau itu menjalani vaksinasi massal.

Setidaknya ada 9672 jiwa penduduk Pulau Gili divaksin secara bertahap selama tiga hari sejak Rabu hingga Jumat  (1-4/6/2016). Hal ini dilakukan untuk memutus penyebaran virus mematikan tersebut. “Potensi penyebarannya sangat cepat. Sehingga diperlukan imunisasi massal. Guna memutus mata penyebaran virus mematikan itu,” kata Kepala Puskesmas Sumberasih, Drg. Wahyuningsih, saat melakukan Outbreaks Response Immunization (ORI), Kamis (7/6/2016).

Ia mengatakan berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium, anak yang meninggal karena difteri telah ternyata positif virus toxigenic grafis. Sebab setelah pasien meninggal, pamannya juga terindikasi. Tetapi tidak sampai sakit, banya bersifat carrier atau pembawa saja.

Baca Juga :   Ini Jadwal Sandiaga Keliling Pasuruan, Mulai Menyapa Emak-emak hingga Bertemu Kyai

Imunisasi massal ini dilakukan terhadap semua lapisan umur warga. Untuk anak dengan usia 2-36 bulan diberi vaksin DTP Hib,  sedang untuk anak usia 3 – 7 tahun divaksin dengan DT. Sementara untuk umur 7 tahun hingga orang dewasa, diberikan vaksin Td.

Menurut Kepala Desa setempat, Suparyono, penyakit difteri menimpa rakyatnya karena masih minimnya pengetahuan mereka akan kesehatan. Meski, pihak desa dan petugas kesehatan sudah sering sosialisasi untuk imunisasi, ternyata masih banyak warga yang enggan melakukan imunisasi pada anaknya.

“Harus diakui warga saya masih percaya dengan petuah orangtuanya yang melarang untuk imunisasi pada anaknya. Seperti anak yang meninggal tersebut, dari catatan petugas tidak pernah diimunisasi sama sekkali,” ujarnya.

Baca Juga :   Semarakkan Hartiknas, Seluruh Petugas Samsat Bangil Berbatik

Pernyataan Suparyono ada benarnya, karena saat diimunisasi warga heran karena proses penyuntikan sangat singkat sekali. Warga menyangka imunisasi difteri massal ini adalah pengobatan gratis. “Lho, suntik apa ini, kok cuma sebentar tanpa ditanyai penyakitnya apa,” kata salah satu warga, Toha (55) heran. (saw/fyd)