Istri Gus Dur Ajak Orang Indonesia Hargai Sesama

615

Paiton (wartabromo) – Shinta Nuriyah Wahid, Istri mendiang mantan Presiden RI KH. Abdurahman Wahid mengajak umat islam untuk selalu menyebarkan nilai-nilai pluralisme dan islam yang rahmatan lilalamin alamin.

Perempuan berjilbab itu mengatakan, bahwa indonesia tak hanya diisi oleh satu agama melainkan berbagai macam agama sehingga toleransi Antar umat beragama harus tetap dijunjung tinggi.

“Dalam Islam tidak ada bedanya, sebagaimana diajarkan Nabi Muhammad SAW lewat Piagam Madinah untuk mengajarkan umat manusia agar saling menolong,” ujar Shinta Nuriyah saat menggelar buka bersama di Pasar Baru Paiton, Probolinggo, Minggu (26/6/2016).

Bangsa Indonesia, lanjutnya, dikenal sebagai negara majemuk. Negeri yang punya bentang alam dari Sabang hingga Merauke yang terdiri dari banyak suku sehingga sudah seharusnya tidak saling bertengkar satu sama lain. Harus hidup rukun, damai serta saling menghargai satu sama lain.

Baca Juga :   Belum Pernah Dilantik Sejak Tahun 2000, Walikota Ambil Sumpah 100 PNS Pemkot Pasuruan

“Jika ada kelompok-kelompok yang tidak senang dengan apa yang kami lakukan, tentu tidak akan kami diamkan. Tujuan kami adalah bagaimana bangsa Indonesia ini mampu menghargai bangsanya sendiri,” lanjut istri Gus Dur tersebut.

Kehadiran Sintha Nuriyah Wahid di Probolinggo disambut baik. Dimata masyarakat Kabupaten Probolinggo, Shinta merupakan perempuan pluralis yang patut diteladani. Kehadirannya ditengah-tengah masyarakat Kabupaten Probolinggo menjadi bukti bila istri Gus Dur tersebut tetap meneruskan harapan suaminya dengan meluangkan waktunya untuk menyapa anak-anak bangsa.

“Subhanallah, ditengah keterbatasan fisiknya beliau masih gigih berjuang untuk bangsa ini. Ia masih menyempatkan untuk bertemu dengan masyarakat awam,” ujar Hasani Aminuddin, anggota DPR RI yang ikut hadir dalam acara buka bersama tersebut.

Baca Juga :   Korban Banjir Belum Dapat Bantuan, Bupati Probolinggo Murka

Kegiatan buka bersama di Probolinggo sendiri sudah diadakan 16 kali sejak Shinta Nuriyah mendampingi Gus Dur jadi presiden keempat.

Kegiatan yang rutin dilaksanakan ini, diharapkan mampu memupuk pluralisme di Indonesia. Sehingga dapat menjadi pemersatu keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). (saw/yog)