Pastikan MOS Tanpa Perploncoan, Kadiknas Sidak Sekolah

973

Bangil (wartabromo) – Untuk memastikan tidak adanya sekolah yang masih melaksanakan Masa Orientasi Sekolah (MOS) dengan menggunakan kekerasan, Kepala Dinas Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pasuruan (Diknas), Iswahyudi, melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah sekolah. Sidak juga untuk memantau kedisiplinan guru dan administrasi sekolah.

Sekolah pertama yang dikunjungi adalah SMPN 3 Bangil, Jl Dr Soetomo. SMPN ini mengganti sebutan MOS dengan PLS (Pengenalan Lingkungan Sekolah). Dari pantauan di lapangan, seluruh siswa baru tidak ada yang memakai atribut atau aksesoris aneh yang kerapkali terjadi dalam MOS, melainkan memakai seragam SD, layaknya siswa pada umumnya.

Setelah dari Bangil, sidak dilanjutkan ke SMPN 2 Bangil, SMAN I Bangil, SMKN I Bangil dan SMAN I Gondangwetan.

Baca Juga :   Obat Kerap Tak Tersedia Hingga Dikeluhkan Pasien, Ini Jawaban RS Soedarsono

Di keempat sekolah tersebut terbukti melaksanakan intruksi Menteri Pendidikan RI, Anies Baswedan untuk tak lagi menggunakan cara-cara ekstrim dalam pelaksanaan MOS tahun ini hingga di tahun-tahun mendatang serta surat edaran dinas.

Menurut Iswahyudi, secara langsung semua pelaksanaan MOS berjalan lancar, termasuk surat edaran yang dibuat Dinas Pendidikan agar para siswa-siswa tetap memakai seragam SLTP bagi yang MOS di tingkat SLTA. Begitu pula MOS di SLTP, pesertanya memakai pakaian SD.

“Biaya sekolah sudah cukup memberatkan orang tua jangan sampai pada saat MOS memberikan tugas kepada siswa yang sifatnya memberatkan keuangan orang tua. Dan yang paling penting adalah pelaksanaan MOS untuk mendidik dan mengenalkan siswa terhadap lingkungan sekolah,” tegasnya.

Baca Juga :   Pesan Cak Nun pada Irsyad Yusuf

Lebih lanjut Iswahyudi menambahkan, sesuai Intruksi Bupati Irsyad Yusuf, pihaknya akan menindak tegas sekolah-sekolah yang menggelar MOS dengan perploncoan, baik melalui teguran lisan dan tulisan.

“MOS harus dilaksanakan dengan kreativitas, religius disiplin dan santun. MOS itu dilakukan dengan tujuan mendidik, sebuah orientasi yang bakal menjadi contoh baik dan membina siswa lebih mengenal tempatnya menimba ilmu, mengerti tata cara bersosialisasi. Jadi bukan orientasi yang berdasar pada rasa dendam atau pelampiasan emosi turunan sebagaimana yang selama ini terjadi,” tegasnya. (mil/fyd)