Sembahyangan Pawedalan Pura Luhur Poten Bromo Buka Jalan Ritual Yadnya Kasada

2261

Tosari (wartabromo) – Secara bergantian sejak siang hingga sore menjelang malam, warga Tengger di kawasan Gunung Bromo, melangsungkan sembahyangan Pawedalan Pura Luhur Poten Bromo, Rabu (20/7/2015). Sembahyangan Pawedalan ini membuka pintu dan menandai dimulainya rangkaian puncak peringatan Yadnya Kasada tahun ini.Sembahyangan pawedalan diawali dengan pembacaan mantera dipimpin dukun Adat, Eko Pranoto asal Wonokitri, Kab Pasuruan pada siang hari tepat pukul 12.00 WIB.

“Dengan sembahyangan pawedalan ini, warga Tengger meminta ijin dan mendoakan leluhur untuk gelaran Kasada agar berjalan lancar. Sekaligus juga selamatan untuk Pura Poten Luhur Bromo agar selalu diberkahi,” ujar Karna dan Jok Suharso warga sumber Kab Probolinggo.

Setelah pandita Eko Pranoto memimpin pembacaan doa dan mantera, warga Tengger yang tersebar di empat daerah, Pasuruan, Probolinggo, Malang dan Lumajang, terus datang mengalir ke Pura Poten Luhur Bromo.

Baca Juga :   Ada Ancaman Teror Lewat Sianida, Anggota Polri Diperintahkan Waspada

Dengan bergantian dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari lima hingga tujuh orang, mereka bersembahyang. Hio atau biting dupa dinyalakan, mereka menghadap altar sembahyangan yang menjadi tempat menaruh sesaji, dalam posisi lurus ke arah kawah Gunung Bromo yang mengepul mengeluarkan asap coklat pekat.

Duduk bersila bagi pria atau bersimpuh bagi wanita, tangan yang menangkup sambil menjepit sekuntum bunga (ada mawar, kamboja atau lainnya) diletakkan di dada. Mereka nampak khusyuk memanjatkan doa dan membaca mantera-mantera.

Mengakhiri sembahyangan dilakukan dengan mengangkat tangan yang menjepit sekuntum bunga, di atas kepala. Selanjutnya, bunga tidak dibuang begitu saja, tapi ditaruh di telinga atau di sanggul belakang untuk wanita.

Baca Juga :   Perampok Berpistol Satroni Konter HP, Lukai Karyawan dan Rampas Uang

“Waktu sembahyangan Pawedalan ini, bebas. Tapi tetap dilakukan setelah dukun adat memimpin pembacaan mantera-mantera. Bisa siang, sore atau malam, pokoknya dalam sehari saat purnama sebelumnpuncak peringatan Yadnya Kasada,” terang Adi Sucipto warga Tengger asal Tutur (Nongkojajar), Kabupaten Pasuruan.

Puncak Yadnya Kasada akan igelar pukul 24.00 dan diakhiri lontar sesaji ke kawah Gunung Bromo, pada Kamis pukul 04.00 WIB. (hrj/hrj)