Mendes Ajak Kader NU Aktif Bangun Desa

750

Jakarta (wartabromo) – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Eko Putro Sandjojo berharap kader Nahdlatul Ulama (NU) mengambil peran aktif membangun desa. Kader NU, kata Eko, punya peran yang sangat strategis karena telah tersebar di berbagai elemen masyarakat dan pemerintahan.

“Setelah era reformasi dengan banyaknya kader NU di berbagai partai, birokrasi pemerintahan, dan instansi lain, saya yakin kader-kader NU akan lebih berperan memajukan bangsa ini,” ujarnya pada peletakan Batu Pertama Universitas Nahdlatul Ulama di Jakarta, Rabu (10/8/2016).

Menteri Eko mengatakan, 70 Tahun Indonesia merdeka, NU telah menjadi garda terdepan kemerdekaan Indonesia. NU juga telah mmbuktikan meskipun dalam masa kritis, maraknya terorisme, dan radikalisme, NU tetap menjadi garda terdepan.

Baca Juga :   K-2 Dapat Kuota 12 Kursi di Penerimaan CPNS Kota Probolinggo

“Lebih dari separuh masyarakat kita hidup di desa. Peran lembaga-lembaga yang berafiliasi dengan NU ini juga sangat penting sekali. Peran NU demi mensejahaterakan desa-desa kita dan mensejahterakan Indonesia,” ujarnya.

Ia melanjutkan, pembangunan desa di Indonesia sebanyak 74.754 desa, tidak bisa diatasi jika hanya mengandalkan tenaga pemerintah. Dibutuhkan komitmen semua komponen bangsa dan NU selaku Ormas Islam terbesar di Indonesia untuk turut berpartisipasi dan mengawasi.

“Desa-desa kita masih ada yang masih tertinggal dan maju. yang tertinggal kita fasilitasi dulu infrastruktur dasarnya, untuk yang sudah maju infrastrukturnya kita kembangkan sektor ekonominya,” ujarnya.

Senada dengan hal tersebut, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Said Aqil Siradj mengatakan, Nahdlatul Ulama menganut ajaran Islam Ahlussunnah Waljamaah, yang juga dikenal dengan Islam Nusantara.

Baca Juga :   Peringati Hari Kemerdekaan, Satwa pun Ikut Upacara Bendera

“Jumlah warga NU ada sekitar 91,4 juta warga. NU menganut Islam Nusantara, yakni ajaran agama yang menghormati adat dan budaya,” ujarnya. (fyd/fyd)