Wartawan Probolinggo Desak Oknum TNI AU yang Aniaya Wartawan Ditindak Tegas

1084

Mayangan (wartabromo) – Tindak penganiayaan pada wartawan oleh oknum anggota TNI AU di Medan Sumatera Utara, mengundang kecaman di berbagai daerah. Di Probolinggo, sejumlah wartawan turun ke jalan menyuarakan solidaritas terhadap profesi jurnalistik yang kerap mendapat perlakuan anarkis, Selasa (16/8/2016).

IMG_20160816_131507Aksi solidaritas yang dilakukan belasan wartawan Probolinggo dari berbagai media ini mengecam tindak anarkis yang dilakukan oknum TNI AU kepada dua wartawan di Medan saat melakukan tugas peliputan. Aksi tersebut sangat disayangkan karena seharusnya antara wartawan dan TNI bekerja sama.

Dari titik kumpul di jalan Dokter Saleh, para wartawan ini melakukan longmarch menuju Pertigaan Tugu Taman. Sepanjang dua kilometer mereka meneriakkan kecaman dan orasi terhadap tindakan oknum TNI AU penganiaya wartawan lengkap dengan poster-poster bertuliskan kekecewaan.

Baca Juga :   Remaja Putri asal Tongas, Tewas Tenggelam di Waduk

Dikatakan orator aksi, wartawan seharusnya bisa bermitra dan bersinergi dengan TNI selaku garda terdepan pembela bangsa dan negara. Tapi yang terjadi di Medan beberapa waktu lalu malah sebaliknya. Apalagi profesi wartawan dilindungi undang-undang dalam melakukan peliputan.

Parahnya lagi, tindakan arogansi penganiayaan dua wartawan justru dilakukan hari sebelum peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.

“Indonesia merupakan salah satu negara dengan angka penganiayaan terhadap jurnalis tertinggi di dunia menurut UNESCO. Kami berharap Dewan Pers dan TNI segera membuat MOU untuk menyikapi hal ini,” kata Radfan Faisal, koordinator aksi solidaritas wartawan.

Usai menggelar orasi, wartawan Probolinggo melepas atribut pers, seperti id card, kamera, dan handycam. Tak lupa batu nisan bertuliskan kebebasan pers sebagai simbol matinya kebebasan pers di negeri ini. Di atas atribut itu, kemudian ditaburi bunga layaknya kuburan.

Baca Juga :   Mobil Travel ‘Cipaganti’ Terlibat Laka Karambol di Pasuruan

Selain itu, juga dilakukan aksi teatrikal penganiayaan TNI kepada wartawan.

“Kalau TNI memang tidak melakukan kekerasan saat menggusur warga, kenapa rekan kami dihalang-halangi saat meliput. Ini kan seperti orde baru,” ujar Agus Purwoko, wartawan senior Probolinggo.

Melalui aksi ini, wartawan berharap ada tindakan konkrit dari aparat penegak hukum untuk mengadili oknum TNI AU yang melakukan penganiayaan pada dua wartawan di Medan. Selain itu, agar kebebasan pers di Indonesia lebih diperhatikan. (saw/fyd)