Diduga Dianiaya Petugas, TKW Probolinggo Meninggal di Malaysia

876

Probolinggo (wartabromo) – Lagi, tenaga kerja Indonesia asal Kabupaten Probolinggo tewas di luar negeri. Kali ini menimpa Asmawati (49), warga Dusun Srudin RT 12 RW 2 Desa Kedungsari Kecamatan Maron, yang diduga tewas dianiaya polisi Malaysia.

Peti jenazah korban. WARTABROMO/Sundari/istimewa
Peti jenazah korban. WARTABROMO/Sundari/istimewa

Berdasarkan penuturan Yuniati Ningsih, aktivitas Solidaritas Buruh Migran Indonesia (SBMI) Probolinggo, wanita paruh baya ini meninggal dunia pada 18 Agustus sekitar 18.30. Yuni mengatakan, sebelum meninggal Asmawati dan anaknya, Zainal Arifin ditangkap polisi Diraja Malaysia saat tengah berobat di salah satu rumah sakit .

“Diduga ibu Asmawati ini meninggal disana akibat penganiayaan oleh petugas. Namun, untuk kepastiannya kami masih menunggu hasil visum yang dilakukan oleh rumah sakit,” ujar Yuni, Selasa (23/8/2016).

Baca Juga :   Polisi Tak Boleh Bawa Pistol ke TPS

Asmawati sudah tujuh tahun bekerja di negeri jiran dan selalu berpindah-pindah lokasi. Ia masuk ke Malaysia lewat perantara calo tenaga kerja atau ‘tekong’ di Jember. Selama tujuh tahun ia tidak bekerja penuh di Malaysia, karena terkadang pulang kampung. Keberangkatannya ke Malaysia terjadi beberapa bulan lalu, setelah Zainul Arifin lulus Sekolah Menengah Atas.

“Semua dokumen yang dimiliki oleh ibu Asmawati dan anaknya disita oleh polisi. Dan sampai saat ini, Zainal ditahan oleh polisi,” tutur penggiat buruh migran ini.

Rencananya hari ini, jenasah Asmawati akan di pulangkan ke Indonesia melalui pesawat udara. Diperkirakan akan mendarat di bandara Juanda Sidoarjo pada pukul 15.00. “Biaya pemulangan jenasahnya menggunakan uang pribadi dengan menjual perhiasan almarhum yang ada disana,” kata Yuni.

Baca Juga :   Pilgub Jatim, Pengasuh Ponpes Besuk Dukung KarSa

Sementara itu,Kabid Pelatihan dan Penempatan Tenaga Kerja Disnakertrans Kabupaten Probolinggo Usman Ali, mengaku baru mendengar kematian warga Kabupaten Probolinggo, setelah dibertahu oleh keluarga dan aktivis SBMI. “Dari BNPTKI tidak ada pemberitahuan kepada kami. Oleh karena itu kami akan melakukan pengecekan ke P4TKI,” ujar Usman Ali.

Ia sangat menyayang peristiwa ini, karena pemerintah daerah tidak dapat membantu secara maksimal. Pasalnya, keberangkatan almarhum dilakukan secara illegal bukan lewat jalur resmi. (saw/fyd)