Suku Tengger Bromo Rayakan Hari Raya Karo

1969

Sukapura (wartabromo) – Masyarakat Suku Tengger Gunung Bromo merayakan ritual tradisi Hari Raya Karo, Minggu siang (18/9/2016). Perayaan Yadnya Karo ini adalah tradisi yang diawali dengan tarian ritual Sodoran sebagai wujud rasa syukur kepada para leluhur.

Foto: Sundari/wartabromo.com
Foto: Sundari/wartabromo.com

Arak-arakan berkeliling desa menjadi awal perayaan Hari Raya Yadnya Karo Tahun 1938 Saka Suku Tengger. Dua arak-arakan kemudian bertemu layaknya sepasang pengantin pria dan wanita. Namun, dalam perayaan ini peran mempelai wanita digantikan oleh seorang lelaki.

Usai menggelar arak-arakan di jalan desa, mereka menuju balai Desa Jetak Kecamatan Sukapura. Yadnya Karo sendiri diikuti 3 desa di Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, yakni Desa Jetak, Desa Wonotoro dan Desa Ngadisari.

Baca Juga :   Ratusan Burung Perkutut  Rebutkan Bupati Cup Pasuruan

Di balai desa sudah disiapkan berbagai perlengkapan upacara perayaan. Utamanya tombak sodoran yang didalamnya berisi aneka biji-bijian khas daerah Tengger sebagai simbol benih kelahiran manusia.

Foto: Sundari/wartabromo.com
Foto: Sundari/wartabromo.com

Ritual ini dilanjutkan dengan tarian Sodoran yakni ritual suci yang melambangkan pertemuan dua bibit manusia yakni laki-laki dan perempuan yang mengawali kehidupan di alam semesta. Pertemuan dua manusia yakni Joko Seger dan Lara Anteng inilah yang dipercaya sebagai cikal bakal tumbuhnya masyarakat Tengger.

“Simbol tarian Sodoran ditandai dengan sebuah tongkat bambu berserabut kelapa yang didalamnya terdapat biji-bijian palawija. Di kalangan masyarakat suku Tengger, biji-bijian yang dipecahkan dari dalam tongkat ini dipercaya akan memberikan rejeki keturunan bagi pasangan keluarga yang belum memiliki anak,” kata sesepuh Suku Tengger Supoyo.

Baca Juga :   Santri Merah Putih Sebut Jokowi-Ma'ruf bak "Tumbu Nemu Tutup"

Diakhir acara ritual Sodoran, para wanita masuk ke ruangan dengan membawa makanan dari rumah. Makanan ini disantap bersama oleh kaum pria yang telah mengikuti ritual selama sehari penuh. “Mereka kan sudah sejak pagi mengikuti ritual ini. Kami berharap selalu diberi kejahteraan dan keselamatan oleh sang hyang widi,” ujar salah satu warga Maria Santi.

Diharapkan upacara bakti kepada Tuhan dan arwah leluhur ini dapat memberikan keselamatan dan kesejahteraan kepada seluruh warga Suku Tengger di lereng Gunung Bromo.

Selain di Sukapura, perayaan Karo juga dilakukan suku Tengger yang bermukim di Tosari dan Puspo, Kabupaten Pasuruan. (saw/fyd)