Bekerja Untuk Perlindungan Anak, Perempuan Ini Terima Penghargaan dari Menteri Sosial

930

Pasuruan (wartabromo) – Primadita Wulandari (34), pekerja sosial di bawah naungan Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi ( Dinsosnakertrans) Kabupaten Pasuruan mendapat penghargaan dari Menteri Sosial RI, Khofifah Indar Parawansa, sebagai Satuan Bakti Pekerja Sosial Berprestasi tahun 2016.

Penghargaan tersebut diberikan langsung oleh Khofifah atas komitmen dan kerja keras sebagai satuan bakti pekerja sosial yang konsen pada upaya perlindungan dan rehabilitasi sosial anak yang mengalami kasus, mulai dari kekerasan hingga berhadapan dengan hukum.

Primadita mengaku sudah 1,5 tahun menjadi pekerja sosial di Kabupaten Pasuruan. Sampai dengan saat ini, dia telah menyelesaikan 158 kasus yang melibatkan 2020 anak, mulai dari balita terlantar, anak jalanan dan anak terlantar, anak yang mengalami perlindungan kasus (kasus gafatar, bencana dll), hingga ABH (anak berhadapan dengan hukum).

Baca Juga :   Suwuk Mbah Dur ( Refleksi Haul Gus Dur)

“Semua saya lakukan dengan ikhlas, karena menolong mereka adalah sebuah kebahagiaan tersendiri buat saya. Memang tidak mudah, apalagi sampai ketika saya sudah sampai separuh perjalanan, kemudian orang tua anak meminta kembali anaknya atau mencabut perkaranya, itulah yang sempat membuat saya heran dan terdiam,” katanya.

Begitu kasus anak muncul, Primadita langsung melakukan penelusuran terhadap permasalahan anak. Dari situ kemudian dilanjutkan dengan pendampingan psikis, baik pada saat baru mengalami kasus sampai dengan proses penyidikan (kalau sudah masuk jalur hukum).

Dari semua kasus yang ditanganinya, yang terberat adalah mengembalikan semangat dan percaya diri anak, utamanya pasca mengalami kekerasan, baik fisik maupun seksual.

“Banyak anak-anak yang akhirnya takut dengan orang baru, bahkan mereka sampai terlihat aneh. Itu terjadi pada anak-anak yang mengalami kekerasan seksual atau penganiayaan ,” terang perempuan yang sudah 7 tahun menjadi pekerja sosial sebelum ditempatkan di Kabupaten Pasuruan.

Baca Juga :   Tradisi Seribu Lampu Teplok Di Genggong Saat Isra' Mi'raj

Saat ini, Primadita terus merehab anak-anak dengan berbagai macam kegiatan, salah satunya adalah TEPA (temu penguatan anak dan keluarga) yang merupakan program binaan Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak) Kemensos RI, di mana setidaknya ada 28 panti asuhan di Kabupaten Pasuruan yang bekerja sama untuk memberikan pelatihan pemahaman anak tentang konsep diri, pemisahan diri dan lainnya.

“Kita sudah jalan di LKSA Siti Fatimah Pandaan dan didukung dengan anggaran dari Kemensos melalui APBD Propindi Jawa Timur tahun 2016. Semoga apa yang kami lakukan bermanfaat untuk masa depan anak-anak kita,” jelasnya.

Praptiningsih, Kepala Bidang Sosial dan Transmigrasi pada Dinsosnakertrans Kabupaten Pasuruan mengungkapkan bahwa Primadita adalah satu-satunya pekerja sosial di Kabupaten Pasuruan yang sukses menangani berbagai macam kasus anak, mulai dari identifikasi masalah sampai rehab anak itu sendiri.

Baca Juga :   Imbas Unjuk Rasa, Arus Lalu Lintas Arah Surabaya Dialihkan Melalui Pasuruan

“Betul-betul saya acungi jempol untuk mbak Primadita. Orangnya kecil tapi tenaga dan semangatnya membara. Itulah yang membuat kami begitu terbantukan ketika kami juga menangani berbagai permasalahan anak di Kabupaten Pasuruan,” ungkapnya. (mil/yog)