Robohnya Kanopy PLTU Diselidiki Polres

1403

Paiton (wartabromo.com) – Polres Probolinggo mencium aroma tak sedap dalam kasus robohnya kanopy raksasa di Unit 9 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Paiton. Polisi pun akan menyelidiki  kasus itu karena  dinilai penuh kejanggalan.

Kapolres AKBP Arman Asmara Syarifudin, mengungkapkan dari laporan awal memang kejadian robohnya kanopy tersebut lantaran cuaca. Namun, berdasarkan informasi dari masyarakat bahwa proyek puluhan milira rupiah itu penuh kejanggalan. Pasalnya, kondisi alam yang cukup ektrim itu tidak sampai membuat kerusakan pada lingkungan, baik bangunan maupun tanaman.

“Memang saat kejadian lagi hujan disertai petir, namun kalau misalkan ada temuan lain kami coba selidiki, termasuk memeriksa bahan pembangunan,” kata mantan Kasubdit III Ditnarkoba Polda Metro Jaya ini.

Baca Juga :   Harjakapro ke 273, Momentum Kembangkan Ekonomi Kreatif

Sebagaimana diketahui, pembangunan kanopy itu merupakan bagian dari proyek kubah (dome) batubara senilai kurang lebih Rp. 50 miliar. Proyek yang dimiliki oleh PT. PJB UBJO & M PLTU Paiton 9 tersebut, dikerjakan oleh PT. Truba Jaya Engineering.

IMG-20170113-WA0003

Proyek lokasinya berada di lapangan sebelah kanan dari gedung PT. Pembangkit Jawa Bali (PJB) unit 9 itu, kemudian ambruk dan mengalami kerusakan parah, pada Kamis (12/1/2017). Dalam peristiwa yang nihil korban jiwa itu, pipa-pipa untuk kanopy berantakan dan terlihat melengkung.

Sementara itu, Setiono, salah satu manajemen PT. Truba Jaya Engineering di Jalan Raya Banyuglugur, Situbondo, menolak untuk memberikan keterangan terkait robohnya kanopy. Ia mengatakan berdasarkan rapat pada Jumat, keesokan hari pasca roboh, semua informasi terkait robohnya kanopy ditangani PJB UBJO & M PLTU Paiton  Unit 9.

Baca Juga :   Malam Ini, Yudharta Nanggap Wayang Lakon 'Dewa Ruci'

Humas PJB UBJO & M PLTU Paiton  Unit 9 Agus Suseno membantah jika pengerjaan di proyek tersebut karena ada faktor lain. Sebab menurutnya, robohnya kanopy itu murni faktor alam, yakni hujan deras disertai petir dan angin kencang. “Penyebabnya memang faktor alam mas, karena saat itu hujan deras,” jelas Agus.

Disinggung dengan anggaran yang untuk pembangunan tersebut, Agus enggan menanggapinya. Karena hal tersebut bukan kewenangannya melainkan kewenangan PT Truba Jaya Engineering yang menjadi pelaksana proyek. “Bukan urusan kita mas, sudah ada yang nangani,” tandasnya. (saw/saw)