Cabai India Tidak Diminati Warga Probolinggo

1116

Kraksaan (wartabromo.com) – Harga cabai rawit di beberapa pasar tradisional di Kabupaten Probolinggo, masih tinggi, tak terkecuali di Pasar Semampir Kraksaan. Sementara itu, cabai impor asal India yang dijual pedagang, meski murah ternyata tak diminati oleh pembeli.

Tingginya harga ini disebabkan pasokan dari petani masih minim dan tidak dapat memenuhi permintaan pasar. Menyiasati minimnya pasokan dari petani lokal, beberapa pemilik bedak sayur mayur mendatangkan cabai impor dari India. Cabai ini dipasok oleh agen sayur dari luar daerah. Meski harganya lebih murah, masuknya jenis cabai impor dari India ini, tak mampu menurunkan harga cabai lokal.

Berdasarkan pantauaan wartabromo.com, cabai rawit ini bentuknya lebih besar dari cabai lokal. Tampilan terlihat kurang segar, karena proses pengiriman dari negara India. Selain lebih besar, rasanya lebih pedas dibanding cabai hasil budidaya petani Probolinggo.

Baca Juga :   Tak Tahan Diisolasi, 1 Pasien PDP Ngamuk dan Paksa Pulang hingga Kakek Tewas di Lahan Kosong Purwosari | Koran Online 26 Maret

IMG-20170306-WA0106

Oleh pedagang, cabai India ini dijual Rp. 60 ribu per kilogram. Harga itu jauh dibawah harga cabai lokal yang dijual 120 hingga 140 ribu per kilogram. “Dipasok oleh pedagang lain, tapi gak diminati oleh pembeli. Mungkin mereka belum faham dengan adanya cabai ini,” terang Faizah, salah satu pedagang.

Menurut Faizah, pembeli yang datang membeli cabai India adalah pedagang makanan, semisal bakso dan mie ayam. Biasanya cabai ini digunakan sebagai campuran cabai lokal dalam membuat sambal cabai, sebagai salah satu pelengkap dagangannya. Sebab, harga cabai rawit yang tinggi membuat mereka kelingpungan saat menyediakan sambal cabai.

Dengan adanya cabai India ini, pedagang makanan punya pilihan alternatif. “Ini dibuat campuran oleh pedagang bakso dan mie ayam. Soalnya rasanya lebih pedas dibanding yang lokal,” ujarnya. (saw/saw)