Undang Wartawan ke Rumah Ibunya, Nadir Umar Curhat Kisahnya

726

Bangil (wartabromo.com) – Nadir Umar, salah satu anggota DPRD Kabupaten Pasuruan dari Fraksi Keadilan Sejahtera akhirnya buka suara terkait dengan dugaan menjadi bagian dari jaringan ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) atau teroris.

Dengan mengundang seluruh awak media di kediaman ibu kandungnya di Kelurahan Pandean, Kecamatan Bangil, Selasa (11/04/2017), pria yang menjadi Ketua Badan Kehormatan DPRD Kabupaten Pasuruan itu membeberkan kronologis kejadian yang menimpa dirinya, mulai dari tanggal 31 Maret hingga 6 April 2017.

Menurutnya, dugaan dirinya ditangkap oleh Densus 88 pada saat berada di Bandara International Juanda Surabaya adalah berita sesat. Padahal yang benar adalah Mabes Polri yang menjemput dirinya tanpa paksa dengan tujuan mendapatkan keterangan sepulang dari Turki dalam rangka acara kemanusiaan.

Baca Juga :   Warga Gotong Royong Bersih-bersih Rumah Rasya, Balita Gizi Buruk di Kebonagung
IMG_20170411_104002_HDR-650x400

“Bahkan sempat diajak makan soto daging di Bandara oleh mereka semua. Setelah beberapa lama, saya dimintai keterangan yang pada intinya mengajak saya ke Jakarta untuk mengkonfirmasi lebih lanjut tentang kepulangan saya ke Indonesia,” terangnya.

Diungkapkan Nadir, yang terjadi padanya adalah murni administrasi visa. Baik dia dan juga anggota LSM Forum Dakwah Nusantara, Budi Mastur ternyata dideportasi karena masalah visa. Padahal keduanya hendak meyalurkan bantuan sosial untuk pengungsi Palestina dan Suriah pada 1 April 2017. Bantuan tersebut disalurkan ke berbagai tempat pengungsian di Turki, Suriah, dan Lebanon.

“Begitu tiba di Libanon, saya dan Mas Budi tidak bisa melanjutkan perjalanan. Saya masih ingat Tanggal 4 April berangkat menuju Lebanon dari Istanbul. Sesampainya di Lebanon, kemudian terkendala Visa. Saya pikir tidak perlu mengurus visa menuju Lebanon karena bisa diurus ketika sudah sampai. Tapi kenyataannya visa tidak bisa diurus ketika tiba di Lebanon. Hingga akhirnya, keduanya dipaksa kembali ke Istanbul, Turki. Begitu sampai Lebanon dibalikkan ke Istanbul. Lalu tanggal 5 April dilakukan pengambilan keterangan di imigrasi Istanbul. Kemudian tanggal 6 April dilakukan deportasi ke Indonesia,” jelasnya dengan rinci.

Baca Juga :   Tahun Baruan di Puncak Tretes, Siap-Siap Tak Kebagian Kamar!

Oleh karenanya, dirinya meminta seluruh media untuk tidak terburu-buru dalam memberitakan dirinya selama beberapa hari terakhir.

“Saya minta semua untuk menghentikan semua ini, karena semuanya sudah selesai. Saya sudah berada di ujung keletihan. Ingin berkumpul dengan Ibu dan semua saudara saya, terima kasih,” imbuhnya. (mil/yog)