Omset Usaha Rajungan Olahan di Probolinggo Merosot

2983

Tongas (wartabromo.com) – Pembatasan ekspor hasil tangkapan laut di era Menteri Kelautan Susi Puji Astuti salah satunya adalah bertujuan untuk melindungi alam di Indonesia.

Namun, pembatasan ekspor barang mentah tersebut justru berdampak negatif pada keberlangsungan usaha rajungan.

Seperti pada sentra rajungan yang berada di Dusun Krajan Kidul, RT 02 RW 01 Desa Curah Dringu, Kecamatan Tongas, Kabupaten Probolinggo.

PicsArt_05-06-03.06.09

Di tempat ini sedikitnya terdapat 10 tempat usaha yang sudah cukup lama berdiri melakukan proses pengolahan rajungan untuk dikirim ke pabrik pengekspor hasil laut.

Sulaiman, salah satu pengusaha rajungan mengaku tetap ingin bertahan menjalankan usaha rajungan meskipun mengalami dilema.

Pasalnya, semenjak ada kebijkan pembatasan ekspor ikan oleh Menteri perikanan Susi Puji Astuti, usaha ini dapat disebut ‘tiarap’ karena harga rajungan anjlok.

Baca Juga :   Waduch! PSK Dolly Jadi Sales Permen di Kota Pasuruan

Sebelumnya rajungan yang sudah diproses dapat disetor dengan harga mencapai Rp 240 ribu per kilogram. akan tetapi setelah kebijakan larangan harga per kilogramnya saat ini sebesar Rp 165 ribu. Bahkan tak jarang pada kondisi tertentu harga yang diterima Sulaiman hanya sebesar Rp. 80 ribu saja.

Rata-rata menurut Sulaiman, tiap pengusaha di sentra ini mampu setor olahan daging rajungan ke pabrik sekitar 150 kg hingga 200 kg tiap minggu.

“Omzet gak bisa ditentukan, karena usaha seperti ini sesuai hasil tangkapan nelayan, paling tidak, estimasi omzet terendah setiap bulannya Rp 10 juta,” tuturnya.

Usaha ini, lanjut Sulaiman dimulai pada tahun 1996 silam. Dimulai dengan menjual rajungan ke pasar hingga akhirnya dapat memenuhi kriteria kwalitas rajungan sehingga dapat setor ke pabrik.

Baca Juga :   Miliki Motivasi Berlipat, Gantian Persada Gondangwetan Uji Persekabpas Sore Ini

Sementara itu Kepala Desa Curah Dringu, Poniran, mengatakan jika pihaknya selama ini juga telah cukup memberikan berbagai bentuk fasilitas kepada pengusaha rajungan olahan, agar harga daging olahan rajungan ini kembali tinggi. Bahkan beberapa kali melibatkan pengusaha mengikuti pameran.

Poniran pun berharap, ada kebijakan baru dari Pemerintah Pusat terkait ekspor hasil tangkapan laut ini, sehingga pengusaha kecil dapat lebih menikmati peningkatan hasil seperti sediakala. (cho/saw)