Antisipasi Kebakaran Hutan, TNBTS Lakukan Apel Siaga Bencana

974

Sukapura (wartabromo.com) – Setiap musiam kemarau, wilayah hutan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) selalu mengalami kebakaran hutan. Mengantisipasi hal itu, jelang musim kemarau tahun ini, TNBTS melaksanakan apel siaga bencana kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), Rabu (31/5/2017) di lautan pasir Gunung Bromo, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura.

“Apee ini tujuannya untuk mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan di wilayah kami. Sebab, pada musim kemarau, daun-daun yang kering rentan memicu kebakaran. Karena itu, kami mengajak semua elemen yang berada di empat kabupaten ini, untuk siap siaga mengantisipasi kejadian tersebut,” ujar Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) John Kennedie, seusai apel.

Baca Juga :   Pria Kejayan Bacok Ibunya yang Terlelap Tidur

Sekitar 500 orang dari empat wilayah administratif Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Malang, Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Probolinggo, menghadirinya. Mereka berasal dari TNBTS, TNI-Polri, BPBD, Satpol PP dan komonitas pecinta alam.

John Kennedie, mengatakan TNBTS terbentang dari barat-timur dengan panjang sekitar 20-30 kilometer dan utara-selatannya sekitar 40 km, mempunyai luas wilayah sekitar 50.276,3 ha. Di kawasan ini terdapat kaldera lautan pasir yang luasnya ±6290 ha. Batas kaldera lautan pasir itu berupa dinding terjal, yang ketinggiannya antara 200-700 meter.

Sementara untuk daerah yang rawan dengan karhutla adalah Oro-oro Ombo, Ranupani di Lumajang yang merupakan padang savana . Kemudian padang savana Bromo, Ngadas, Ngadisari di Kabupaten Probolinggo, dan Gunung Kunci di Pasuruan. “Memang yang paling rawan terbakar adalah kawasan savana dan cemara. Bisa karena dipicu gesekan daun atau juga karena puntung rokok,” terangnya.

Baca Juga :   Infrastruktur Jalan "Mantab" Sasar Kantong Kemiskinan

APEL2

Menurut dia, potensi kebakaran bisa terjadi di mana saja, sehingga petugas TNBTS meningkatkan patroli. Selain itu, penyebab kebakaran sebagian besar karena faktor manusia seperti tindakan yang sepele di antaranya membuang puntung rokok sembarangan dan membuat api unggun saat melakukan pendakian.

“Uuntuk mengantisipasi kebakaran, kami juga sudah melakukan pelatihan pengendalian kebakaran untuk masyarakat dan patroli ditingkatkan. Selain itu, kami melarang pendaki membuat api unggun atau bikin arang, pendaki juga tidak boleh membuang puntung rokok sembarangan. Apabila ada kebakaran,kami imbau pendaki segera melaporkan kepada petugas,” tandasnya. (saw/saw)