Barikan ‘Nasi Mandi’, Potongan Cerita yang Sempat Tertinggal dari Khotmul Qur’an

1757

Purwosari (wartabromo.com) – Kegiatan Khotmul Qur’an untuk mengisi malam-malam Ramadan setelah Shalat Tarawih tersebut, telah diawali di mesjid besar Baitul Falah, Purwosari, Jum’at (2/6/2017) malam kemarin.

Terdapat pemandangan cukup istimewa, setelah rangkaian Khotmul Qur’an selesai, beriringan dengan waktu yang mulai menginjak dini hari. Ratusan jamaah terlihat ‘menyerbu’ halaman rumah (alm) KH. Ahmad Yusuf Cholil, Ayahanda Bupati Pasuruan, HM Irsyad Yusuf yang berada tepat di sebelah selatan mesjid.

Ratusan jamaah itu langsung menuju tiap-tiap nampan kemudian duduk melingkar dan dengan telaten mereka membuka penutup nampan yang sebelumnya telah disediakan. Nampak tumpukan sejumlah lauk berukuran jumbo, berupa daging kambing, daging ayam hingga telor menggugah selera untuk segera disantap.

Baca Juga :   Pemkab Probolinggo Ancam Cabut Ijin Pangkalan Elpiji Nakal

Bekumpul makan bersama atau biasa disebut barikan ini tak ada batasan status sosial, dari anak-anak sampai orang tua, pejabat bersama sejumlah ulama, bahkan seorang Bupati sampai Ketua Dewan, duduk ‘anteng bersama’ menikmati dengan lahap sajian dalam nampan yang ternyata berisi ‘nasi mandi’.

Selain tumpukan daging, nasi itu cukup menarik, karena berwarna kuning serta putih saling berbaur, bahkan uniknya lagi, bentuk butiran nasi dua kali lebih panjang dari nasi umumnya, karena nasi ini biasa dikonsumsi warga di India.

barikan2

“Ayo bareng-bareng, sini,” ajak Bupati Irsyad Yusuf kepada jamaah dan sejumlah wartawan, sambil meneruskan suapan.

Rasa dan aroma nasi ini nikmat tidak begitu menyengat, meskipun mirip seperti nasi kebuli, ditambah potongan daging kambing, seakan membuat kita tidak mampu untuk menghentikan suapan.

Baca Juga :   Didukung Komunitas, Sekda Kota Probolinggo Ramaikan Bursa Pilwali

Suasana persaudaraan khas santri, cengkrama dan gelak tawa jamaah Khotmul Qur’an begitu terasa, bahkan saat itu, beberapa kali terdengar teriakan meminta air, karena sepertinya ada yang tersedak nasi, hingga kian memecah kegembiraan para penikmat nasi mandi.

“Ini biasa disebut barikan, Tradisi bertahun-tahun, gini ini gambaran kebersamaan, persaudaraan yang harus terus kita jaga,” ujar Gus Irsyad, panggilan akrab Irsyad Yusuf.

Malam itu terlihat begitu lengkap, setelah bersama-sama berdoa, melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur’an bersama para Kyai dan Habaib, Khotmul Qur’an diakhiri dengan nikmatnya barikan ‘nasi mandi’.

Sementara itu, ribuan jamaah, pada tiga pekan atau hingga malam 29 Ramadan ke depan, sepertinya akan berkeliling dan memadati tiap-tiap tempat yang sudah dirancang untuk acara Khotmul Qur’an. (ono/ono)