Sumber Air Kedemungan Nyusut dan Keruh, Ribuan Warga Kesulitan Air Bersih

1828

Kejayan (wartabromo.com) – Debit sumber mata air yang ada di Desa Kedemungan, Kecamatan Kejayan, pada kurun satu bulan ini mengalami penyusutan dan keruh. Akibatnya, ribuan warga di tiga dusun wilayah Desa Kedemungan ini kesulitan mendapatkan air bersih, sehingga untuk mendapatkannya, warga terpaksa membeli ke luar Desa berjarak 5 kilometer.

Diungkapkan oleh Subhan (37), salah satu warga Dusun Kedung Peluk, bahwa kondisi ini tidak pernah dialami ketika sumber mata air Cowek yang ada di Kecamatan Purwodadi sebelumnya, masih dapat dimanfaatkan warga.

Namun, kesulitan air kemudian terasa setelah pemerintah memutus aliran sumber air Cowek dan secara tidak langsung memaksa warga di tiga dusun yakni Dusun Kedung Peluk, Krajan dan Dusun Kedemungan, menggunakan sumber air yang berada di Desa Kedemungan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Baca Juga :   Nenek Ini Bikin Gemes, Dites Menulis "Tempe" Beberapa Kali Jadi "Tape"

“Sekitar akhir 2016 lalu, ada program pipanisasi. Waktu itu, pipa dipasang di sumber air Kedemungan dan memutus aliran sumber air Cowek, yang sebelumnya kami nikmati,” terang Subhan, Kamis (6/7/2017).

Awalnya, program pipanisasi ini tidak terdapat keluhan, karena aliran sumber air Kedemungan yang terbilang memiliki debit kecil ini masih dianggap bersih dengan aliran cukup lancar.

Akan tetapi, hal itu tidak berlangsung lama, karena aliran air kian menyusut hingga tidak mampu mengalir ke seluruh warga yang tersebar di tiga dusun tersebut. Bahkan dalam satu bulan terakhir air sumber Kedemungan keruh sehingga tidak layak untuk dikonsumsi.

air2

Dari pengamatan memang didapati air masih mengalir dari pipa, namun kondisi airnya berwarna putih layaknya air bercampur kapur. Dikatakan oleh Subhan, warga memanfaatkan air keruh tersebut hanya untuk mandi dan enggan untuk dikonsumsi.

Baca Juga :   Warga Kota Pasuruan Jadi Korban Gempa Lombok

“Terlebih sekarang, kemarau. Kran sudah kering, jika ada air yang mengalir itu bukan air bersih. Kalau untuk diminum sudah sangat tidak layak, airnya seperti susu,” kata Subhan.

Sedangkan Sukir (50), warga Dusun Krajan, membenarkan keadaan warga di desanya yang kesulitan air bersih, padahal desanya sangat dekat dengan sumber air bersih.

Program pemerintah melalui Dinas Cipta Karya berupa pipanisasi yang diperkirakan menelan biaya Rp 1 Miliar beberapa waktu lalu itu justru tidak membantu warga Desa Kedemungan untuk mendapatkan air bersih.

“Di desa ini sudah pernah mendapatkan program pipanisasi senilai 1 Miliar dari Cipta Karya, namun kondisi saat ini ya seperti kita ketahui bersama bahwa warga Desa Kedemungan kesulitan mendapatkan air bersih,” jelas Sukir.

Baca Juga :   PT Easterntex Diwajibkan Ganti Rugi 60 Ha Sawah yang Tergenang Solar

Kemudian Sukir yang juga mantan kepala desa ini meminta pemerintah daerah, secepatnya mencarikan solusi agar air bersih bisa mengalir kembali ke tiga dusun di Desa Kedemungan.

Belakangan diketahui, untuk memenuhi kebutuhan air bersih, saat ini warga Desa Kedemungan terpaksa membeli air dalam jirigen diantaranya ke Desa Wrati atau pun ke Wonorejo, yang berjarak antara 3 kilometer hingga 5 kilometer.

Selain itu, sejumlah tokoh terkemuka di Desa Kedemungan juga aktif memberikan bantuan air bersih melalui truk tangki untuk dibagikan ke rumah-rumah warga. (har/ono)