20 Ribu Tenaga Perawat Baru di Jatim Menganggur Tak Terserap

1936

Gading (wartabromo.com) – Lebih dari 20 ribu Perawat yang tersebar di hampir seluruh daerah wilayah Jawa Timur menganggur atau tidak terserap sebagai tenaga profesional di bidang medis. Minimnya kebutuhan, tidak berbanding lurus dengan jumlah lulusan perawat baru yang lebih besar, (over capacity), disebut sebagai penyebab tenaga jasa medis ini tidak terpakai.

Jumlah tersebut mengemuka setelah ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Timur, Prof. DR. Nur Salam,
mengisi acara bertajuk Capacity Building, yang dilaksanakan PPNI Kabupaten Probolinggo di Kampung Kita, Desa Condong, Kecamatan Gading, Sabtu (8/7/2017).

“Ya ada sekitar dua puluh ribuan tenaga perawat di Jawa Timur yang tidak mendapatkan pekerjaan. Kondisi ini tak jauh beda dengan di tingkat nasional, dimana lulusan pendidikan perawat hanya sekitar 15 persen saja yang terserap,” ujar Prof. DR. Nur Salam kepada wartabromo.com.

Baca Juga :   Polisi Selidiki Dugaan Dimas Kanjeng Titip Uang Rp1 Triliun pada Pengikutnya di Pasuruan

Besarnya angka pengangguran itu dikatakan sudah terjadi sejak 2008 lalu, diperoleh dari kalkulasi lulusan baru (fresh graudate) di 58 perguruan tinggi yang membuka jurusan Keperawatan di Jawa Timur.

Namun, dari jumlah lulusan tersebut, tidak semuanya dapat diserap agar dapat memberikan jasa keahliannya, Sehingga ia sempat berkelekar, bahwa puluhan ribu perawat itu sekarang menjadi pengangguran intelektual.

IMG-20170708-WA0019

Dekan Fakultas Keperawatan Unair Surabaya itu, kemudian menyarankan bagi perawat baru lulus, dapat membuka praktik secara mandiri, dengan terlebih dahulu mengurus Surat Tanda Registrasi (STR).

Dikatakan juga jika saat ini, PPNI Jatim terdapat anggota 50 ribu yang tercatat, baik yang sudah mempunyai STR maupun mereka yang bekerja di berbagai instansi.

Baca Juga :   Ini Alasan Polisi Tembak Warga Probolinggo

“Selain praktik mandiri, juga menjadi tenaga kesehatan di luar Jawa atau menjadi perawat di luar negeri. Tapi kebanyakan dari mereka ingin menjadi PNS dan dekat rumah,” tambahnya.

Sementara itu, salah satu tokoh Kabupaten Probolinggo Hasan Aminuddin, berharap para Perawat dapat mwningkatkan kemampuan dan inovasi dalam melayani masyarakat.

Menurutnya hal itu sangat penting, karena profesi perawat merupakan bagian salah.satu ujung tombak pengentasan kemiskinan. Sehat tidaknya warga, banyak dipengaruhi oleh peranan tenaga medis, baik perawat, bidan maupun dokter.

“Perawat wajib berinovasi untuk memberikan pelayanan bagi masyarakat, yang terpenting seusai peraturan dan nilai agama. Komitmen, solidaritas dan niat yang sama untuk melayani masyarakat sangat berarti bagi peningkatan IPM (Indeks Pembangunan Manusia, red) di Kabupaten ini,” kata mantan Bupati Probolinggo dua periode ini. (saw/saw)