Berlangsung Semarak, ‘Eksotika Bromo’ Pukau Wisatawan

1124

Sukapura (wartabromo.com) – Sejak Jumat (7/7/2017) kemarin, gelaran Eksotika Bromo di kaldera lautan pasir Gunung Bromo, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo berlangsung semarak. Festival yang menampilkan aneka kesenian nusantara ini pun cukup memukau wisatawan.

Sama seperti sehari sebelumnya, Seni Jaranan asal Desa Jetak, Kecamatan Sukapura, menjadi pertunjukan pembuka. Kemudian dilanjutkan dengan seni Daul Sakera dari Kabupaten Pamekasan, Madura.

Ada juga atraksi Musik Jegog Suar Agung dari Kabupaten Jembrana, Bali. Jegog merupakan musik khas Jembrana. Musik ini hanya punya empat nada, bukan tujuh (dari do sampai si).

Musik ini juga hanya menggunakan alat dari bambu. Mulai bambu kecil, sampai yang besar. Namun, suara musiknya sangat menghibur.
Selain Jaranan Jetak, Daul Sakera dan Musik Jegog, juga ada pertunjukan Tari Mahameru dan Jaranan Slining dari Kabupaten Lumajang.

Baca Juga :   Wartawan Diminta Lebih Berempati pada Korban Kekerasan Anak

“Sangat spektakuler, sangat berbeda dengan pertunjukan yang dilaksanakan di dalam gedung. Atraksi dan seni yang dibawakan oleh penggiat seni sangat bagus. Ditambah dengan suasana berlatar Gunung Bromo yang sangat eksotis,” tutur Eka Putri, salah satu wisatawan, Sabtu (8/7/2017).

PicsArt_07-08-05.17.38

Pemkab Probolinggo sendiri, mengapresiasi event Eksotika Bromo yang baru pertama kali dilakukan.

“Pelaksana dan tuan rumahnya masyarakat, bukan pemerintah. Semoga mampu berkelanjutan dengan konten beragam,” kata Bupati Tantri.

Menurut Tantri, Eksotika Bromo sejalan dengan visi-misi Kabupaten Probolinggo, yang beberapa bulan lalu, meluncurkan City Branding: ‘Endless Probolinggo.

“Harapannya, kunjungan wisatawan ke Kabupaten Probolinggo semakin meningkat. Dengan begitu, ada peningkatan ekonomi masyarakat yang berimbas pada kesejahteraan warga,” tandasnya.

Baca Juga :   APK Cagub Jatim Diluar Ketentuan Bertebaran di Kota Pasuruan

Pengunjung tak hanya disuguhi kekayaan seni dan budaya nusantara. Tetapi juga menikmati langsung hangatnya seni-budaya nusantara, di tribun kaldera lautan pasir yang disucikan Suku Tengger. (fng/saw)