Pemkab Pasuruan Tangani Krisis Air Bersih di 12 Kecamatan

982

Pasuruan (wartabromo.com) – Pemenuhan kebutuhan air bersih di duabelas Kecamatan wilayah Kabupaten Pasuruan, sepertinya mulai tertangani dalam bentuk sistem penyediaan air minum (SPAM). Namun, upaya tersebut oleh Pemerintah dilakukan secara bertahap dengan memulainya di dua kecamatan yang membutuhkan air pada musim kemarau seperti saat ini.

“Anggarannya dari pemerintah pusat dimulai 2017 ini,” kata Irsyad Yusuf, Bupati Pasuruan, melalui pesan singkat, Minggu (23/7/2017).

Selanjutnya, bupati yang akrab dipanggil Gus Irsyad ini mengungkapkan jika untuk tahap awal program diarahkan di dua kecamatan yakni Winongan dan Lumbang.

Disebutkan kemudian SPAM di dua kecamatan prioritas tersebut, diperkirakan menelan biaya sekitar lebih Rp 40 milyar yang diperoleh dari pos Kementerian PUPR RI.

Baca Juga :   Investor Amerika Bidik Wisata Probolinggo

Sementara sepuluh kecamatan lain rencananya akan disasar berikutnya pada tahun 2018 dan 2019 mendatang.

Sebelumnya dikatakan, bahwa sebanyak duabelas kecamatan pada musim kemarau dinilai rawan air bersih. Yakni Kecamatan Lumbang, Winongan, Grati, Lekok, Puspo, Pasrepan, Kejayan, Purwosari, Pandaan, Sukorejo, Gempol serta kecamatan Beji.

Dari semua kecamatan tersebut, kondisi paling parah terjadi di kecamatan Lumbang serta Winongan bagian atas, karena dipastikan desa-desa yang ada di dua wilayah ini mengalami krisis air setiap tahun.

Lebih jauh dituturkan, pemerintah daerah akan berupaya dengan berbagai cara agar dapat memenuhi air bersih. Mulai dari pengeboran memanfaatkan mata air-mata air yang ada, untuk kemudian dibuatkan jaringan pipanisasi agar dapat didistribusikan ke rumah-rumah warga.

Baca Juga :   Program Ekonomi Satrya Emas Segera Diluncurkan

Gus Irsyad juga mengajak warga Kabupaten Pasuruan, untuk tetap menjaga dan merawat lingkungan diantaranya dengan program konservasi diantaranya di daerah tangkapan air (catchment area) seperti kawasan Gunung Bromo dan Gunung Arjuna-Welirang.

“Semua warga akan digerakkan. Terutama masyarakat kawasan pinggiran hutan, baik di Gunung Bromo maupun Arjuna-Welirang. Mereka harus diberdayakan dan diajak untuk menjaga lingkungannya,” ujar Gus Irsyad. (ono/ono)