Pemkab Telusuri Garam Yodium Diduga Mengandung Kaca

987

Kraksaan (wartabromo.com) – Dalam sepekan terakhir, masyarakat resah dengan gencarnya informasi garam beryodium bercampur dengan butiran kaca. Mengantisipasi hal itu, Pemerintah Kabupaten Probolinggo melakukan penyisiran dan pembuktian ke beberapa pasar yang menjual garam beryodium, Selasa (15/8/2017).

“Isu garam yodium campur butiran kaca membuat resah masyarakat. Sehingga memiliki rasa takut untuk menkonsumsi. Sementara penjual enggan menjual garam beryodium. Makanya pemasalahan ini harus diselesaikan secepatnya,” ujar Kadisperindag Kabupaten Probolinggo, Tanto Walono.

Pasar yang menjadi sasaran adalah Pasar Semampir, Pasar Pajarakan dan Pasar Dringu. Di tiga pasar ini, petugas yang terdiri dari Disperindag, Dinkes, Bagian Aministrasi Perekonomian dan SDA, serta Badan Pelindungan Sengketa Konsumen (BPSK) Kabupaten Probolinggo mengambil beberapa sampel garam yang dijual oleh pedagang.

Baca Juga :   Apa Sanksi untuk KBIH Arafah Pandaan? Ini Kata Kemenag

Garam itu kemudian dites di lokasi secara langsung dengan cara melarutkan garam dengan air. Sementara untuk mengetahui hasil kandungan garam yodium itu, garam tersebut diteteskan dengan Iodina. Jika garam berubah warna ungu berarti garam itu beryodium.

Dari hasil penelusuran dan pengujian ditempat, garam beryodium dengan berbagai merk yang ada di pasar maupun di toko-toko kecil memiliki tingkat kadar yodiumnya baik. Serta tidak ditemukan hasil produk garam beryodium yang terdapat butiran kaca.

Terutama hasil produk garam yodium yang bermerek Kerapan Sapi dan merek Dua Anak Pintar. Dua merk inilah yang selama beberapa waktu terakhir diisukan mengandung kaca.

“Hasilnya nihil. Tetapi Pemerintah Kabupaten Probolinggo melalui tim gabungan akan selalu memantau secara berkelanjutan tentang produk garam beryodium yang terdapat butiran kaca kecil,” kata mantan Kepala Badan Keuangan Daerah (BKD) ini.

Baca Juga :   Jelang Dibuka, Warga dan Petugas Benahi Jalur Bromo

Sementara itu, Kepala Bagian Aministrasi Perekonomian dan SDA Santoso berharap, para pedagang maupun masyarakat yang mengkonsumsi garam beryodium tidak perlu khawatir dan resah.

Karena keresahan itu, mengakibatkan konsumen akan beralih kepada garam batangan yang tidak beryodium. Dimana akan membawa dampak negatif hingga menimbulkan penyakit gondok.

“Kami pastikan bahwa garam beryodium itu dinyatakan aman atau tidak ada butiran kaca,” ujarnya. (saw/saw)